Marvel dan Assa pulang ke rumah yang langsung disambut oleh Shen dengan tatapan heran, dan sedikit kesal. Pria itu melirik ke arah Assa yang hanya bisa menunduk, karena Assa baru saja menceritakan jebakan Shen mengenai dirinya.
"Ikut saya." Shen menarik lengan Assa yang segera ditarik kembali oleh Marvel dan tak membiarkan gadisnya merasakan penderitaan saat bersama ayahnya.
"Dia disini saja yah," tegas Marvel, membuat Shen menatap Marvel dengan kecewa. "Kenapa Vel? Dia istri ayah," jawab Shen, dengan sadar mencengkram tangan Assa, sampai merah.
Assa takut, jika Marvel tidak bisa menahan emosinya. Sungguh, ia takut kalau rencana yang disusunnya bersama Marvel harus kandas, karena Marvel terlihat emosi.
"Marvel. Ayah peringatkan sama kamu. Jangan dekati perempuan licik ini. Dia penuh kebohongan Vel. Apa sekarang dia menggoda kamu? Jangan nak, jauhi dia."
"Lalu ayah, bisa sewenang-wenang dengan dia. Aku cinta sama dia yah. Jangan sakiti Assa lagi, aku lihat lebam di tubuh Assa dan aku sering lihat ayah mukul dia. Assa gak salah yah, jadi jangan sakiti dia." Marvel mengebu-gebu menyampaikan keluh kesahnya.
"Terserah!"
Shen meninggalkan mereka berdua, lalu pergi ke ruang kerjanya, membuat Assa berani menggandeng lengan Marvel.
"Sekarang lo aman, selama ada gue disini. Gue bakal jagain lo." Marvel mengelus pipi Assa dengan lembut. "Makasih Vel, dengan semua apa yang pernah kita lewati, lo selalu bisa bikin gue jadi cewek yang paling nyaman saat ada di dekat lo," Assa menatap Marvel dengan sedikit mendongak dan tersenyum manis.
****
"Sudah tiga bulan wanita sialan itu tinggal di sini menumpang dan menggoda anakku. Aku harus mengusirnya sekarang!" batin Shen, lalu keluar mencari keberadaan mereka yang sedang bercengkrama di kolam renang. Mereka sedang asyik saling menyuapi cemilan. Shen menggepelkan kedua lengannya.
"Mau jadi anak durhaka kamu! Hubungan kalian terlarang, cih." Shen mendorong Marvel agar menjauh dari Assa.
"Ayah bilang aku anak durhaka? Ayah lebih gila lagi, dari aku. Apa alasaanya menikahi dia?"
"Apa yah?" Marvel mengacungkan dagunya, membuat ayahnya jadi kikuk.
"Kamu berani melawan ayah? Pasti gara-gara dia." Shen menatap ke arah Assa, lalu memukul pundak Assa.
Plak
"Sakit," ringis Assa. Marvel menaruh Assa di sampingnya.
"Ayah kenapa kasar sama Assa?"
"Dia racun untuk keluarga kita Vel. Sadar!" Shen berusaha merebut Assa dari belakang tubuh Marvel yang hanya bisa menangis tanpa suara. Assa mempererat pegangan tangannya pada ujung pakaian Marvel.
"Gak ada yang boleh nyakitin Assa, sekalipun ayah." Marvel memboyong Assa, tapi Shen malah menarik lengan Assa.
"Ibu kamu selesai," bisik Shen.
Assa dan Marvel memilih untuk pergi ke kamar untuk menenangkan pikiran, gadis itu sibuk menggigit kuku jari, karena takut akan ancaman dari Shen.
"Aku harus menemuinya sekarang."
Marvel yang menyaksikan tingkah laku gelisah dari Assa segera mengikutinya. Assa terlihat mengetuk pintu ruangan Shen.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...