*//*
Assa semakin larut dalam kesedihan. Batinnya berkecamuk dan duka larut dalam perasaanya. Di malam yang sendu. Assa mengusap pergelangan tangannya, dia harus hidup tanpa tempat tinggal setelah diusir, karena tidak mampu bayar uang kost.
Gadis itu hanya bisa pasrah, tanpa bisa mengeluh lagi. Wajahnya pucat dan tubuhnya lesu.
"Kemana lagi gue Tuhan. Gue Sakit dan kacau!" isak tangis Assa terdengar nyaring. Tiba-tiba terlihat seorang wanita sedang memperhatikan Assa dari kejauhan yang terlihat lemas dan tidak bertenaga.
"Kamu gak papa?" tanyanya menengok ke arah Assa yang berjalan terseok-seok.
Assa menggeleng dengan bibir pucat. "Gak papa bu, aku baik kok."
"Rumah kamu dimana? Kenapa bawa tas gede?" tanyanya memperhatikan Assa dengan intens dari atas ke bawah. Assa mencoba tersenyum, walau masih kaku.
"Aku gak punya rumah," geleng Assa.
"Ikut ibu aja yuk. Ibu sendiri di rumah. Ibu gak punya anak. Suami ibu juga sudah meninggal," sahut ibu itu pada Assa yang sempat menolaknya.
"Panggil aja ibu Gayatri," katanya lagi.
Sesampainya di depan rumah sederhana milik ibu Gayatri yang langsung mempersilahkan Assa untuk masuk.
Assa mendekap tubuhnya yang tiba-tiba menggigil. "Dingin bu," rintih Assa memeluk diri sendiri. Ibu Gayatri jadi takut, kalau Assa kenapa-kenapa dan dia yang menolong tentu akan disalahkan nanti. Segera, ibu Gayatri mengambilkan sehelai selimut dan dilingkarkan ke tubuh Assa, dia juga membuatkan Assa teh panas.
"Makasih banyak ya bu. Saya udah gak punya siapa-siapa bu," Assa mulai meratapi nasibnya. Ibu Gayatri tercengang, dia tidak menyangka, jika gadis secantik Assa dengan pembawaan yang gemulai bisa merasakan bagaimana rasanya kepedihan hidup di usia remaja.
"Kamu bisa ditinggal di sini kok gak papa ibu," jawab ibu Gayatri, lalu mengelus pundak Assa.
Mendadak, terdengar ketokan bernada sarkas. Ibu Gayatri kaget dan membukakan pintu depan.
"GAYATRI!"
"GAYATRI BUKA PINTUMU!"
"Mana Doni sialan itu, dia berhutang padaku 15 juta, katanya bayar hari ini di rumahmu. Mana?"
"Dia di dalam?"
Pria bertubuh besar itu menyelonong masuk ke dalam rumah dan menemui Assa sedang tertidur di sisi bangku.
"Siapa dia?"
"Anak dapat di jalanan," sahut Gayatri. Dia tak berani menatap pria ganas itu dan bodohnya lagi, dia pernah berhutang padanya.
"Mana Doni kekasih bodohmu itu?" tanyanya lagi, membuat ibu Gayatri menggeleng. "Aku tidak tahu, dia tidak pernah lagi datang menjumpaiku," keluh ibu Gayatri dengan bibir sewot.
"Kurang ajar!"
"Sekarang bayar hutangmu!"
"Maaf, aku belum punya uang," sahut ibu Gayatri dengan hati-hati, kemudian pria itu kembali melirik Assa yang tiba-tiba terbangun dan banyak menjumpai pria berotot di hadapannya. Assa memegang kepalanya dan mulai berteriak.
"PERGI!!!!!"
"JANGAN DEKATI GUE!!" Assa mengamuk tidak jelas, sampai ibu Gayatri menarik lengan pria itu untuk keluar.
"Bicara diluar aja, dia takut."
"Bos gue lagi cari gadis buat kerja di tempat dia. Lo jual gadis itu, gue lunasin hutang lo sama Doni," tawarnya. Ibu Gayatri menggeleng. "Gila lo, kerja yang gak beres!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...