Pagi itu di koridor sekolah adalah hari yang paling ditunggu Dilan, karena untuk pertama kalinya ia tidak telat ke sekolah. Saking girangnya Dilan, ia datang ala rocker Japan OOR yang lagi boming seantaro sekolah mereka. Berlaga bak seorang musisi, Dilan mengacungkan tangannya dengan bentuk mental. Dilan juga loncat-loncat jumping gak karuan dan bikin gadis-gadis jijik melihatnya.
Amora berdiri di hadapan Dilan. Gak sengaja kalau kakinya menghalangi Dilan, alhasil Dilan tersandung dan jatuh begitu saja di lantai.
"Gue kasihan, tapi gak jadi karena muka lo lucu banget, bikin ngakak," kata Amora, ia cekikikan, bahkan Assa yang gak sengaja lewat pun ikutan tersenyum juga.
Wajah Dilan langsung masam, ia masih setia di lantai dan muncul pikiran gatal buat jatuhin Assa juga. Dilan langsung meraih lengan Assa.
Assa sempat syock, ia tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Marvel yang lewat keburu menolong Assa dengan menarik tangan Assa tepat di dada Marvel. Tangan Assa sudah mendekap di dadanya, karena Marvel sudah menahan tubuhnya.
Deg
"Gue harus periksa suhu tubuh dan jantung. Takutnya gue kena virus cinta," batin Assa.
Matanya masih terpejam. Marvel sempat menatap Assa sangat lama, membuat kesal penghuni sekolah. Mereka semua mendadak kena serangan jantung dan gangguan mental. Buktinya saja sekarang mereka kebelet pengen makan seragam sendiri, karena gregetan banget sama situasi baper kaya gini.
"Marvel stop pandangin Assanya, " teriak salah seorang dari mereka.
Assa langsung menjauh dari badan Marvel. Dilan yang sudah bangkit dan sengaja ngedengus bagian samping tubuh Amora yang kini mengulum bibirnya.
"Apaan sih Lan. Lo ngapain," pekik Amora saat melihat Dilan yang menggerakkan hidungnya kesana-kemari.
"Gue nyium sesuatu."
"Lo bau ketek." Hidung Dilan yang lagi menari BTS Dynamite merasakannya. Wajah Amora langsung memerah. Marvel menatap Amora yang mendadadak malu.
"Sialan lo!" Amora menyentol kepala Dilan cukup keras, membuatnya harus tumbang lagi.
"Gila!"
Sepanjang koridor Amora berteriak kencang, ia tidak bisa menahan perasaan malunya. Marvel lantas mengejar Amora.
"Amora."
"Amora," teriak Marvel lantang, tapi Amora tetap tidak menggubrisnya. Sebenarnya ia mau berbalik, tapi masih malu, sebab Dilan yang laknat itu, mulutnya gak ada remnya sama sekali. Marvel terus mengejarnya dan Amora yang terus berlari. Kejarlah daku, kau kutangkap. Elah.
"Amora berhenti!"
Amora akhirnya berbalik ragu. Ia menyelipkan anak rambutnya ke samping sambil membuka lebar pandanganya yang sudah disunguhi wajah ganteng Marvel.
"Gue malu. Sana gih lo," usir Amora seraya menggigit bibir bawahnya.
"Lo ilfil kan sama gue?" tanya Amora lagi.
Marvel mendekati Amora, hingga mereka tak berjarak cukup jauh. Amora hanya bisa memejamkan matanya.
"Hei Amora, " sentak Marvel. Ia mendekati lagi tubuh Amora. Amora terdiam sejenak. Gadis itu mengalihkan pandangan ke bawah.
"Tatap mata gue."
Amora memberanikan diri menatap pupil mata Marvel yang teduh, membuat bola mata Amora melebar.
"Cinta itu datang dari hati bukan dari ketek." Marvel tersenyum manis, ia lalu mengibaskan jambul rambutnya ke belakang. Sontak Amora terganga, sampai giginya kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...