Marvel berdiri di tengah aula sekolah, bak seorang pegulat yang memenangkan pertempuran, hanya dengan sekali jentikan ibu jari. Pasukan 'Pelindung Marvel' sudah berkumpul memasuki aula. Melihatnya, Marvel tersenyum dengan manis.
"Bagus-bagus." Marvel bertepuk tangan dan langsung disambut senyuman indah dari pasukan 'pelindung Marvel' yang semua anggotanya adalah cewek.
"Ada tugas buat kalian" titah Marvel menatap satu persatu pasukan khususnya yang saling menautkan alis.
"Tugas apa? Kalau tugas jagain kamu, gak perlu disuruh, kami akan selalu jagain kamu," celoteh salah seorang gadis membuat Marvel tersipu.
"Gue mau kalian nyulik cewek yang namanya Assa," ucap Marvel seraya menaikkan satu alisnya minta persetujuan.
"WHAT?" kata mereka serempak. Marvel langsung mengibaskan udara yang keluar dari mulut mereka, karena sebagian dari anggota 'Pelindung Marvel' penyuka jengkol.
"Gak salah nih? Masuk penjara kita dong. Yakali."
"Tapi kalau masuk penjaranya sama Marvel gue sih yes. Pengap-pengap sesak, tapi bisa dempetan sama cogan," sahut seorang gadis yang dari tadi cengar-cengir gak jelas, sebab memperhatikan kerah seragam Marvel yang terbuka.
"Widih gagahnya bertambah,"
"Apalagi kalau turun lagi dikit."
"Jangan ngomong kaya gitu dong, nanti gue sayang," goda Marvel. 'Pelindung Marvel' lemas dibuatnya, kalau sudah dirayu permintaan apapun akan terlaksana.
"Lah gue salah masuk ada kampanye terselubung nih." Assa yang tidak sengaja masuk aula langsung minggat dan berlari kencang. Marvel menengok dan mengacungkan dagu pada 'Pelindung Marvel' untuk menunjukkan, kalau gadis itu yang jadi bahan penculikan mereka malam ini.
Mereka berusaha mengenali wajah Assa, tapi gagal karena cewek itu keburu pergi.
"Jangan-jangan lo nyuruh kita buat culik tuh cewek buat lo bunuh ya?" ucapnya ragu. Marvel membulatkan matanya. Ia syock.
"Jangan kebanyakan nonton film fantasi deh lo, " sahut Marvel sambil geleng-geleng kepala.
"Ya kebanyakan cowok ganteng kan psikopat."
Ya Tuhan, saat ini juga Marvel mau berhenti jadi orang ganteng.
"Ya gak lah gue normal sayang," jawab Marvel menelan ludah kasar.
"Aww."
"Kalian culik aja dulu. Untuk tugas selanjutnya menyusul." Marvel pergi seraya menepuk salah satu punggung gadisnya dan berbisik.
"Semoga sukses."
"Eits tunggu." Gadis itu menarik kerah leher Marvel dari belakang membuat satu kaki Marvel terangkat ke udara.
"Apa lagi?" Marvel menyipitkan kelopak matanya.
"Kami minta hadiah ya? Ya kan guys," tengoknya menatap ke sekitar yang langsung disambut dengan riuhan persetujuan.
"IYA," jawab mereka serempak
Kalau sudah begini Marvel bisa apa. Emang di dunia ini gak ada yang gratis. Ke toilet aja bayar. Benar kata Dilan yang gratis itu hanya mencintai. Eh, tapi gak juga perlu uang buat PDKTnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...