Episode 12 : Ti Amo ( Aku Menyukaimu )

29 25 1
                                    

"MARVEL AWAS!" Saat balok kayu besar itu akan menghantam Marvel, membuat senyum Marvel hilang. Badannya terkena hantaman balok kayu yang membuat dirinya seketika roboh. Lelaki yang barusan memukulkan kayu itu kembali hendak memukul, tapi sasarannya adalah Assa.

"Dia cewek lo?" terka lelaki itu sambil memegang erat balok kayu yang akan dipukulkannya pada Assa. Sebelum Assa dipukul, Marvel keburu memeluk Assa untuk melindunginya.

Balok kayu itu kembali menerpa Marvel, kali ini mengenai kepalanya, bahkan lebih parah, membuat hidung Marvel berdarah. Assa sampai menjerit, namun Marvel tidak mau melepaskan pelukannya pada tubuh kecil Assa. Gadis itu mengatupkan mulutnya, ketika mendapati wajah Marvel yang berlumuran darah bercampur sakitnya dengan alergi.

Assa berusaha membopong Marvel yang hanya memiliki kekuatan seadanya, tapi tetap tidak mau melepaskan Assa, meski ia sendiri terluka.

"Vel," panggil Assa keras. Gadis itu berteriak, lalu menepuk-nepuk pipi Marvel.

"Vel mana sikap lo yang playboy. Mana rayuan maut lo. MANA?" ringis Assa. Dadanya sakit, karena melihat Marvel mengeluh kesakitan.

Dilan menatap dari kejauhan kerumunan anak SMA dari sekolahnya dan sekolah lain. Tawuran ini bukan yang pertama kali di sekolah mereka. Marvel biasanya selalu menang dan berada di garda terdepan, tapi mana ia sekarang. Dilan mulai berlari-lari dan ia kebingungan.

"MARVEL!" teriak Dilan berlarian sepanjang jalan. Seragamnya yang keluar beterbangan, menambah gagah Dilan yang mendadak suasana hatinya berubah saat menyaksikan asap api yang membuat pernapasannya sesak.

Gumpalan asap menggepul ke atas. Beberapa teman-teman Dilan kocar-kacir. Dilan fokus mencari Marvel yang mendadak hilang. Dengan keberaniannya, Dilan menembus orang-orang di sekitarnya. Hantaman yang salah sasaran sampai terkena punggung Dilan.

Dilan juga harus melewati pertarungan siswa-siswi lain. Keganasan mereka dalam mengoyak lawan, membuat Dilan hampir kewalahan, jika ia tidak ingat kebaikan Marvel yang pernah menyelamatkannya saat tawuran dulu dengan sekolah Bangsa, ia tak akan bersusah payah seperti ini.

"Awas lo sialan!"

"Bajingan!"

Terdengar beberapa umpatan yang mengusik kuping Dilan.

"Eh kalian yang tawuran, lo tahu gak emak lo sekarang lagi apa? Dia lagi banting tulang buat nyari uang. Buat spp lo, elo malah asyik-asyikan joget di lapangan."

"Emang gaada akhlak lo semua," sambung Dilan lagi, karena kalimatnya yang menyindir, seorang gadis yang bernampilan acak-acakan dengan rambut pirang melemparkan kayu di hadapan Dilan.

"Aduhh!" pekik Dilan, karena kayu itu mengenai ujung kakinya yang berbalut sepatu.

"Kenapa? Tanahnya gak papa kan?" ledek cewek itu seraya melipat tangan di dada. Dengan angkuh ia menatap tajam ke arah Dilan.

"Gue yang harusnya ditanyain, bukan lantainya," sahut Dilan, karena tidak mau adu bacot Dilan lebih memilih menjitak rambut pirang gadis itu, lalu meloncat melewati selangkangan gadis itu yang terbuka cukup lebar. Mau bagaimana lagi, itu adalah salah satunya jalan agar ia bisa ketengah.

"Kurang ajar! Dasar anak dugong," umpat cewek itu. Ia tidak puas dan berusaha mengejar Dilan.

Dilan sudah berdiri di hadapan Assa yang kedua tangannya dipegang oleh sekolompok cowok. Pimpinan mereka yang bernama Udin, menaikkan sebelah alisnya, menatap Dilan, lalu bertepuk tangan. Sementara anak buahnya menangkap Assa yang hanya bisa berteriak. Dilan melihat kondisi Marvel yang lemah.

KALOPSIA [ Selesai ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang