Episode 26 : Pergi Menjauh

12 9 0
                                    

"Sakit jiwa lo!" cetus lelaki yang berada dibalik dinding sekolah. Lelaki itu sedang habis-habisan memukuli gadis di hadapannya yang sudah basah wajahnya akibat tangisan yang meledak. Assa yang hendak menuju ke kelasnya, malah membelokkan langkahnya untuk mengintip kedua pasangan yang sedang ribut itu.

Perlahan tapi pasti, Assa mendekati sumber suara dan ia menemukan Dani dan seorang gadis yang rambutnya acak-acakan. Wanita itu nampak memukulkan tangannya pada lengan kekar Dani dan lelaki itu membalasnya dengan menarik surai gadisnya.

"Apa yang terjadi?" batin Assa menahan langkahnya, karena ia tidak bisa bebas melihat dan menghalangi mereka berdua, karena Assa takut, mereka akan terganggu dengan privasi kedua pasangan itu.

"Gue gak bohong Dan. Lo harus tanggung jawab." Gadis itu menekuk kedua lututnya dan lunglai, lalu Dani mencengkram kerah seragamnya, seraya berbisik tajam.

"Lo bohong. Gak mungkin gak!" Dani menumpaskan kekesalannya dengan memukulkan kepalan tangannya ke dinding.

"Lo cinta kan sama gue. TANGGUNG JAWAB SEKARANG!" teriak gadis itu seraya terisak. Mendengar intonasinya meninggi, Dani segera memegang kencang rambutnya, sedangkan gadis itu memukul-mukul ke dada Dani yang kokoh, namun kini hatinya pecundang.

"Lo cewek murahan. Gak, itu bukan karena gue. Jangan sembarangan lo!" ketus Dani, lelaki itu mendekatkan wajahnya dengan gadis itu.

"Apa lo bilang? gue gak pernah main sama lelaki bajingan, kecuali elo dan lo udah buat gue. . . ," kalimat gadis itu terjeda, karena Dani mencengkram dagunya.

"Karena lo gue ham----," belum sempat gadis itu melanjutkan kalimatnya, Dani membulatkan mata saat mendapati Assa yang menatap mereka berdua sedari tadi. Posisi Dani masih mendekap mulut gadis itu.

"Gue bakal tanggung jawab. Lo tenang aja," bisik Dani membuat gadisnya terenyuh, lantas mengangguk lemah.

"Tapi lo harus diam, jangan sampai cewek rusak kaya lo, ngehancurin reputasi gue di sekolah." Dani menelan ludah dengan kasar. Dia tak beralih pandang menatap Assa yang kelihatannya syock melihat mereka berdua.

"Gawat," sentak gadis itu, dia menyadari kalau Assa menguping pembicaraan mereka. Belum sempat Dani menegur Assa, ia sudah lari untuk menjauh.

"Salan!"

Dani menyumpah. Dia menatap gadis di hadapannya, semburat kemarahan terlintas di wajah Dani dan dia kembali melampiaskan amarahnya pada tembok yang diam.

"Semua gara-gara lo!"

"Pokoknya gue gak mau tanggung jawab, kalau sampai gue hancur duluan dari sekolah ini," jelas Dani. Dia mendengus kesal dan berlalu begitu saja meninggalkan gadis itu yang kini hanya menangis seraya terduduk di dinding sekolah.

****

Assa berusaha menstabilkan pernapasannya. Ia kaget bukan main mengetahui sikap kedua pasangan itu. Tentang Dani yang juga terjerat pergaulan bebas. Assa tidak menyangka, kalau Dani bisa memperbuat pada pacarnya sendiri. Detik itu juga Assa takut akan keperibadian Dani yang susah ditebak.

Langkahnya terhenti ke dalam toilet, lalu ia memandangi wajahnya di pantulan cermin. Pikirannya masih belum jernih. Otaknya terus-terusan memikirkan Meisa. Meisa seorang gadis periang bisa melakukan hal gila seperti itu. Padahal semua orang tahu kalau dia terlihat bahagia, ternyata hanyalah suatu kepura-puraan semata.

KALOPSIA [ Selesai ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang