Hampir setiap hari kegiatan Assa dan Marvel adalah membolos di jam istirahat. Mereka seolah memanfaatkan waktu yang mendesak, dan seringkali mengalihkan kegiatan sekolah, apalagi pelajaran yang mengundang mereka untuk berpikir keras, lebih baik bersenda gurau bersama Marvel pikir Assa. Kisah kasih yang mereka jalani berlanjut ke hubungan dengan status kekasih.
"Assa akan selamanya jadi milik Marvel," ujar Marvel mendekatkan bola matanya ke arah Assa yang mengerjapkan matanya, karena tidak menyangka dengan ucapan Marvel barusan. Tepat di sore hari kala senja membias langit. Marvel mengantar Assa pulang ke rumah dan ia akan berjanji menemuinya lagi.
"Assa sayang sama Marvel. Mars itu Marvel kan?" Assa melepaskan gandengan tangan Marvel. Cowok itu menghela napas. Susah sekali untuk menjumpai Assa, karena mengingat sudah beberapa kali mereka kepergok membolos dan berlarian di jalan. Ya, sejuta mata tidak ada artinya dengan dua pasang pelupuk.
****
Assa membuka knop pintu kamar, ia lalu menyandarkan bahu di kursi, tatkala pupilnya membesar saat melihat tulisan pekerjaan rumah di balik buku sejarahnya.
"Gila. Gue lupa kalau ada pr!" Assa menepuk jidatnya. Ia beralih gusar menatap ponsel yang bercahaya, tanda notif pesan seseorang yang masuk, Assa
kemudian mengambilnya dan hatinya berdesir.Pesan yang dikirim oleh Marvel membuatnya merebahkan diri. Mereka saling berbalas pesan. Sesekali Assa tersenyum riang. Bahagia menjalari dadanya. Ia lupa dengan segala hal, termasuk dunia lain yang tidak penting baginya.
Assa memeluk benda pipih itu dengan erat. Semburat garis merah mengaliri pipi chubbynya. Ia membayangkan, jika saat ini dia sedang bersama Marvel.
Lelaki itu tak segan mencubit pipinya. Assa, dan ia sangat merindukan hal itu, padahal mereka setiap hari bertemu.
Dari seberang sana Marvel menekuk lutunya. Baru sampai di ambang pintu rumah, ia sudah memberikan pesan untuk kekasih barunya.
Chat Wattshap
"Kalau kecapean bisa dilanjut chatnya besok."
"Nggak kok. Aku nggak cape."
"Serius nggak cape. Pipi kamu udah gembung tuh, hati-hati kalau natap langit."
"Kenapa?"
"Ntar ada aku lagi wkk."
"Kamu itu bukan di bayangan aku aja, tapi ada di hati."
Assa mulai terhanyut pada percakapan mereka, hingga terbesit pikiran jahil untuk mengirim foto cewek cantik alias primadona sekolah mereka waktu sama-sama sekelas dengan Marvel dulu.
Marvel kaget, ia langsung tersenyum, "Mancing," batin Marvel sambil mengetik pesan. Assa membelalakkan mata saat menerima jawaban dari Marvel, hampir saja ponsel di tangannya itu ia hempas.
"Gue suka, sama dia."
"Eh bukan."
"Terus?"
"Gue suka sama seseorang yang pakai foto propil kostum kelinci."
Assa terdiam. Reflek, ia menggigit guling di sampingnya. Girang, karena yang disebutkan Marvel barusan adalah dirinya. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk mengingat setiap detail pesan masuk dari Marvel.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA [ Selesai ] √
Teen FictionTerlahir sebagai anak yang tidak diketahui asal usulnya membuat Assa harus dibesarkan di panti asuhan. Ia diadopsi oleh keluarga kaya raya, hingga membuatnya melupakan sahabat kecilnya yang mengidap keterbelakangan mental. Saat menginjak usia remaja...