Y. 4. 3

790 129 11
                                    

Main cast:

Renjun

Jaemin

Haechan

Jeno

And any others

Sorry for typos and happy reading!

...

Angkasa semesta berwarna jingga keperakan waktu Renjun sedang berjalan mengelilingi sekolah. Di tahun keempat ini dia merasa lebih mudah bosan. Ia penat dengan materi yang disampaikan oleh para Profesor. Jadi seusai kelas, ia selalu menyempatkan dirinya untuk berjalan-jalan dan sekarang Renjun punya tempat favorit di setiap tour kecil-kecilannya.

Tempat itu terbilang sepi. Sepertinya murid-murid tidak terlalu menyukainya karena tempatnya yang terkesan rusak dan tidak terurus. Terlebih angin bertiup sangat kencang, membuat mata perih. Tapi tidak dengan Renjun. Dia suka menyendiri di situ. Angin yang berhembus memang sedikit menyebalkan. Namun setelah dua kali Renjun di sana, ia merasa angin-angin itu justru membakar kembali api yang ada dalam dirinya.

Sebentar lagi Renjun akan sampai di tempat kesukaannya, tapi ia sedikit kecewa sebab mengetahui ada bayangan orang yang berdiri di sana.

"Hyung?", panggil Renjun ragu.

Merasa terpanggil, Mark mengalihkan pandangannya. "Renjun? Ah, ayo kemari"

Sebenarnya dia kemari ingin menikmati waktu sendiri, tapi kaki Renjun tetap melangkah mendekati Mark. "Hyung sedang apa di sini?", tanyanya setelah bersebelahan dengan Mark.

"Hanya ingin melihat matahari terbenam", jawabnya biasa.

Pandangan Renjun mengarah pada warna jingga yang sedikit tertutupi oleh awan kelabu. Warna perak sudah mulai memudar secara perlahan. Bibir Renjun tersenyum, ia menyukai fenomena alam hari ini. Pada hari biasa, pemandangan di sini memang indah, Renjun sendiri mengakuinya. Tapi khusus hari ini terasa lebih spesial.

"Hyung, beberapa hari lalu Dejun mengatakan sesuatu kepadaku", ucap Renjun memberi tahu.

Mark tidak langsung menanggapinya, tapi tidak lama ia bertanya. "Apa yang dia katakan?"

"Dia meminta maaf atas kecelakaan Jaemin. Dia bilang, Jaemin seharusnya berada di tim cadangan saja", Renjun berhenti. "Dia juga memintaku untuk berhati-hati. Kupikir ini terlalu berlebihan", lanjutnya.

Tubuh Mark berdiri tegak dari posisinya yang menyandar pada sisa-sisa tembok batu. "Sebagai kapten, aku juga meminta maaf. Secara tidak langsung, aku juga bertanggung jawab karena menukar posisi mereka", imbuh Mark.

"Hyung, itu hanya pertandingan. Jaemin sendiri juga akan segera pulih", bilang Renjun. Renjun paham semua mencemaskan Jaemin, tapi bukan berarti semua harus meminta maaf kepadanya. Renjun jadi tidak mengerti mengapa semua merasa bersalah atas kecelakaan itu.

Mark tidak bisa mengucap apapun kepada adiknya. Meskipun Renjun mengatakan tidak apa-apa, nyatanya perasaan bersalah terus menghantuinya. Bagaimanapun apa yang dirasakan oleh anggota timnya, Mark juga merasakannya.

"Ada yang datang!", seru Mark setelah keduanya terdiam cukup lama.

Renjun melihat seekor burung yang terbang mendekat ke arahnya. Burung hantu berbulu coklat. "Oh, itu Kyuu!", Renjun segera merentangkan tangan kirinya agar Kyuu dapat mendarat di sana.

"Hewan peliharaanmu?", tanya Mark sambil mengusap pelan kepala Kyuu.

"Dan Jaemin", tambah Renjun dengan suara ceria. Jari tangannya membuka tas kecil yang ada di punggung Kyuu dan menarik secarik kertas dari dalamnya. Setelah selesai membaca pesannya, ia menyimpan kertas tersebut di saku celananya. "Sepertinya aku harus pergi dulu, hyung. Jaemin mencariku"

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang