Y. 1. 5

1.5K 259 41
                                    

Main cast:

Renjun

Na Jaemin

Haechan a.k.a Lee Donghyuck

Sorry for typos and happy reading!

...

"Masih memikirkan ocehan ular itu?"

Renjun tersentak. Dirinya dan Jaemin sudah kembali ke kamar saat malam tiba. Lalu Jaemin yang baru selesai mandi mendapati Renjun yang diam melamun di atas ranjangnya. Jaemin menyeret kursi mejanya dan duduk di dekat Renjun berada.

"Sudah kubilang, lupakan saja kalau itu tentang si ular", ucap Jaemin geram.

Renjun menatap Jaemin tidak terima. "Mana bisa! Kalau dibilang jujur Haechan itu teman pertamaku yang berdarah murni!", kata Renjun menggebu. "Sebelumnya tidak ada", suara Renjun melirih.

Dahi Jaemin berkerut. "Terus Mark itu?"

"Mark-hyung half blood. Tapi kemampuannya diakui setara dengan darah murni", terang Renjun. "Makanya aku ingin masuk Gryffindor"

Dalam hati Jaemin menghela nafas lega. Setidaknya Mark gugur menjadi saingan rivalnya nanti. Jaemin juga ingin berterima kasih nanti kepada Mark yang secara tidak langsung telah mempengaruhi Renjun untuk masuk ke dalam Gryffindor.

"Jaemin?"

Yah, mungkin Jaemin harus melakukan pendekatan terhadap Mark-hyung guna mengorek informasi lebih dalam mengenai Renjun kedepannya. Siapa tahu akan bermanfaat bagi proses pendekatan dirinya dengan Renjun. Untung-untung kalau Mark-hyung mau jadi pendukungnya untuk mendapatkan Renjun. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

"Jaemin?"

Ya, dia harus. Demi cintanya dan Renjun-nya!

"JAEMIN!"

"Ah, iya, Renjunie?"

Renjun menatap Jaemin jijik. Telinganya tidak salah dengar Jaemin menyebut namanya kan?

"Kamu tidak mendengarkanku?"

"Kamu bilang apa tadi?"

Renjun cemberut. "Menyebalkan. Tadi aku tanya, kenapa kamu sebenci itu ke Haechan?"

Mimik wajah berpikir tercetak jelas pada Jaemin. Dia tidak benci, sungguh. Orang bilang benci akan jadi cinta kan? Maka Jaemin tidak membenci Haechan.

"Tidak juga"

"Apa karena Haechan Slytherin sedangkan kamu Gryffindor?"

"Bukan juga. Aku juga punya kenalan dari Slytherin"

"Lalu apa karena Haechan berdarah murni dan Jaemin bukan dari darah murni?", kejar Renjun.

Kepala Jaemin menggeleng sekali. "Bahkan aku dan Jeno juga dari darah murni"

Tangan kanan Renjun mengepal dan menepuk telapak tangan kirinya. "Ah, jadi yang dikatakan Haechan benar!"

Dahi Jaemin kembali berkerut tidak suka. Apa lagi kali ini?

"Apa yang dikatakannya padamu?"

Renjun menolah menatap Jaemin sekilas kemudian tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Jaemin. "Haechan bilang Jaemin juga keturunan darah murni karena kemeja yang kamu pinjamkan untukku adalah kemeja yang hanya dijual di wilayah keluarga penyihir murni"

"Ya, terus apa hubungannya?", tanya Jaemin dengan gerakan matanya yang menunjukkan kebosanan. Di sini Jaemin bosan bukan ditujukan ke Renjun ya, tapi Haechan.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang