Main cast:
Renjun
Na Jaemin
Haechan a.k.a Lee Donghyuck
Lee Jeno
Mark Lee
Kim Ji In
And other
Sorry for typos and happy reading!
Warning: mayan panjang dari biasanya.
...
"Hah?"
"HUAAA!!!"
Renjun pening.
Di sebelahnya ada Haechan yang entah mengapa menangis dengan wajah jeleknya. Renjun juga baru menyadari kalau dia terbangun di atas ranjang ruang kesehatan. Saat Madam Seohyun lewat, beliau melihat salah satu pasiennya yang telah sadar. Tersenyum sesaat kemudian berlalu meninggalkan kedua sahabat berbeda asrama tersebut.
"Hiks, aku kira kamu tidak akan pernah membuka matamu lagi, Njun", isak Haechan.
Baru kali ini Renjun melihat Haechan menangis, terlebih Haechan menangisi dirinya. Bahkan dalam otak Renjun saja, ia tidak akan pernah sudi meneteskan air matanya untuk Haechan. Kenapa Haechan bertingkah berlebihan seperti ini.
"Hae.. kenapa?", suara Renjun serak, tenggorokannya terasa kering menyiksa.
Haechan menghapus ingus yang sudah keluar. "Kamu tidak ingat apa-apa?". Tangan Haechan menahan Renjun yang ingin bangun.
Renjun menggeleng, tubuhnya dibawa untuk tetap tidur oleh Haechan. Sebenarnya dia juga sedang memproses keadaan dirinya sendiri, tapi masih belum menemukan potongan memorinya.
"Kamu sudah tidak bangun selama tiga hari. Coba lihat tubuhmu!"
Terkejutlah Renjun saat matanya menatap bagian tubuhnya yang terbebat perban cukup tebal. Pantas saja dia tidak leluasa menggerakkan tubuhnya. Ia menatap ngeri perban-perban tersebut, beberapa ada bekas rembesan darah mengering.
"Kalau kamu lupa, kamu diserang werewolf beberapa hari yang lalu", Haechan berkata setengah menerawang. "Siapa yang menyelamatkanmu?", tanya Haechan tiba-tiba.
Renjun termenung. Berkat perkataan Haechan, Renjun berhasil menggali ingatannya yang sedikit terkubur. Bagaimana malam itu dia terlalu dibakar habis oleh rasa cemburu akibat ulah Jaemin hingga dia bertemu dengan siluman berbulu tersebut. Mengingat itu dadanya terasa nyeri kembali. Sepertinya dia mendapatkan luka cukup serius dibagian itu.
"Njun?"
Butuh tenaga untuk mengeluarkan suaranya saat tubuh Renjun mulai memproduksi rasa sakit. "Haechan, maaf. Tapi bisakah tinggalkan aku sebentar? Tubuhku masih terlalu lemah", pinta Renjun susah payah.
Haechan mengangguk. Renjun menatap tubuh Haechan yang menghilang dibalik pintu. Dia berkata akan kembali lagi saat malam tiba. Sementara itu, Renjun masih tidak meyakini dirinya bisa bernafas setelah tragedi tersebut.
Benar Renjun masihlah lemah, tapi dia sangat penasaran siapa yang telah menyelamatkannya.
Renjun akan kembali tidur sebelum merasakan ada sesuatu di kantung celananya. Tangannya mencoba mengambil benda tersebut yang ternyata adalah sebuah kertas. Dengan hati-hati Renjun membuka lipatan kertas tersebut. Ada tulisan di kertas itu dan mata Renjun membulat setelah selesai membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orakel: Mimpi di Hogwarts
FanfictionTamat di Karyakarsa & Trakteer Judul sebelumnya: Renjun, peka dong! Hanya cerita sedikit dari Renjun dan teman-teman di sekolah sihir. Tapi tidak "sesedikit" dari yang diketahui Renjun selama ini ataupun yang diyakininya. Mungkinkah dia salah mengir...