Main cast:
Renjun
Jaemin
And any others
Sorry for typos and happy reading!
...
"Sumpah, ini lengkap sekali"
"Ah, itu bukan apa-apa. Aku hanya menulis yang penting saja"
"Yang kamu tulis adalah semua perkataan dari Profesor selama mengajar"
Haechan memangku kedua tangannya. Terlalu sering melihat tulisan tangan Renjun membuatnya bosan. Renjun tertawa kecil sambil mengusap punggung Haechan, sedangkan Yangyang masih sibuk menyalin buku catatan miliknya. Sebenarnya Renjun bukan termasuk murid yang rajin menulis saat kelas sedang berlangsung. Tapi dia cukup pintar dalam menghafal. Ditambah ada Jaemin yang membantunya apabila dia terlupa satu-dua hal.
"Bagaimana liburan kemarin?", tanya Yangyang disela kegiatan menulisnya. Ketiganya berada di kamar Yangyang untuk saling melengkapi beberapa materi. Sebab sebentar lagi mereka akan dihadapi ujian.
Tangan Renjun berhenti mengusap punggung Haechan dan diam sejenak. "Normal-normal saja", katanya.
"Tidak ada kegiatan basah lagi?"
Renjun memandang curiga kepada kedua sahabatnya. Apa di dalam otak mereka hanya berisi hal-hal seperti itu saja? Lagi pula, bagaimana Renjun ingin melakukannya jika ibunya ada di rumah.
"Mana ada", gurau Renjun.
"Kalian berdua memang tidak mengerti cara bersenang-senang", keluh Haechan.
Di sudut ruang, Yangyang memerhatikan raut muka Renjun. Dia tidak melihat rasa tersinggung dari wajah Renjun atas perkataan Haechan barusan. Yangyang menyikut lengan Haechan, memberitahu ada yang aneh.
"Renjun, apa ada masalah?", tanya Yangyang dengan suara penuh perhatian. Mungkin Renjun masih bisa meloloskan ekspresinya ketika sedang mengalami hal sulit, tapi sepertinya ini bukan kejadian yang biasa.
Mata Renjun kabur usai Yangyang melemparkan pertanyaan ini. Renjun kurang yakin untuk membagi pengalaman ganjilnya dengan mereka, tapi menyimpannya sendiri juga tidak ada gunanya. Bisa saja dengan menceritakan ini, dia mendapatkan sedikit petunjuk dari Haechan atau Yangyang.
Langit menggelap dan Renjun kembali setelah menceritakan pertemuan tidak sengajanya dengan Winwin. Sayangnya, baik Haechan maupun Yangyang tidak ada yang tahu mengenai Winwin. Kalau terus begini, Renjun jadi ragu pada penglihatannya sewaktu itu. Mungkin saja itu memang orang yang mirip dengan Winwin, siapa tahu.
Pintu masuk asrama sudah mulai nampak di ujung mata. Renjun akan segera masukinya, tapi perhatiannya teralihkan oleh seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Awalnya Renjun mengira dia salah lihat dan mencoba untuk memfokuskan sekali lagi. Ternyata sungguhan ada orang yang berdiri di kegelapan.
"Hei", Renjun mendekat. "Apa yang sedang kau lakukan?"
Langkah Renjun terhenti. Seketika ia tercekat melihat muka datar dari seorang murid. Pandangan matanya kosong, bibirnya terkatup rapat, dan tubuhnya seolah kehilangan jiwanya. Renjun ingin meninggalkan tempat ini. Bukannya takut, tapi dia merasa ada bahaya yang mengincarnya. Renjun hendak membalikkan tubuhnya sebelum murid itu jatuh tepat di bawah kakinya.
"Astaga", Renjun terpekik. Dia meraih tubuh yang tak sadarkan diri itu. Di satu sisi Renjun panik, tapi juga lega karena murid ini pingsan seperti manusia pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orakel: Mimpi di Hogwarts
FanfictionTamat di Karyakarsa & Trakteer Judul sebelumnya: Renjun, peka dong! Hanya cerita sedikit dari Renjun dan teman-teman di sekolah sihir. Tapi tidak "sesedikit" dari yang diketahui Renjun selama ini ataupun yang diyakininya. Mungkinkah dia salah mengir...