Main cast:
Renjun
Jaemin
And any others
Sorry for typos and happy reading!
...
Renjun tidak menemukan Haechan ataupun Yangyang. Dia jadi merasa kesepian tapi malas kalau harus kembali ke asrama sekarang. Karena itu, Renjun iseng mencari si niffler yang manja. Semoga Jaemin tidak mengomelinya sebab ia berkeliaran seorang diri. Lagi pula, menurut Renjun, Dementor tidak akan datang saat hari masih terang.
Tidak butuh waktu lama sampai Renjun menemukan niffler kesayangannya. Mereka berdua seperti sudah terikat batin, jadi si niffler langsung menghampiri Renjun ketika pandangan mereka bertemu. Renjun dengan senang hati merentangkan tangannya dan mengangkat makhluk berisi tersebut. Memeluknya sambil mendekatkan wajahnya pada perut niffler yang empuk.
"Bermain lagi dengan niffler?" Dejun mendekati Renjun. Tampilannya agak lusuh dari biasanya.
"Dejun!", suara Renjun ceria. "Lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu?"
Tangan Dejun mengusak kepala Renjun kemudian berganti pada kepala mungil niffler. Niffler itu menggerakkan kepalanya ke kanan-kiri. Seolah dia juga sedang mengungkapkan kesenangannya dapat bertemu dengan Dejun.
"Aku baik," Dejun menatap manik Renjun. "Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Bosan, terus ingin main saja."
"Dasar, belum di tahun atas jadi belum merasakan pusingnya ujian nanti," Dejun iri dengan posisi Renjun sekarang. Tapi di tahun depan pasti Renjun juga akan di tempat yang sama dengnnya saat ini.
Renjun tertawa licik. "Aku cukup yakin bisa melewati tes itu," serunya percaya diri. "Pakaianmu berantakan sekali. Apa kau baru selesai berduel?" tanya Renjun penasaran.
"Tidak, aku baru menggiring fire crab waktu kelas tadi."
"Pantas saja ada bekas terbakar di sana-sini. Kau sangat compang-camping," komentar Renjun. Meski begitu, pesona Dejun tidak berkurang dan Renjun mengaguminya. Tanpa disadarinya, dia tersenyum walau tidak mendapat balasan.
Dejun tidak punya banyak waktu untuk menanggapi perkataan Renjun. Ia menelisik kembali keadaan sekitar, menoleh kanan-kiri. Tindakan ini mengundang rasa penasaran Renjun, apa yang sedang Dejun lakukan?
"Aku harus mengakui suatu hal," mulai Dejun.
"Ada apa, Dejun?" Renjun jadi cemas setelah Dejun memelankan suaranya. Diam-diam matanya juga melirik sekitar, sekadar memastikan saja. Entah mengapa Dejun jadi banyak serius belakangan ini dan ini membuat Renjun curiga.
"Mungkin ini membuatmu bingung dengan kehadiranku di tahun ketigamu kemarin. Tapi ada alasan dibalik itu," mata Dejun mengawasi lorong penghubung bangunan sekolah. "Mark memintaku untuk menjagamu," katanya setelah memastikan lorong itu kosong.
"A-apa?" Renjun tidak yakin dengan pendengarannya.
"Sulit dipercaya jika aku tidak menjelaskan tujuannya, tapi Mark tidak pernah mengatakan apapun padaku," suara Dejun terdengar putus asa. "Awalnya aku menolak karena aku tidak ada kaitannya denganmu, tapi benar-benar ada yang berbeda darimu, Renjun."
"Dejun, apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti," Renjun sedikit mengeratkan pelukannya pada niffler. Niffler itu juga merapatkan tubuhnya kepada Renjun.
"Aku sudah memeringatimu tahun lalu. Kalau kamu perhatikan betul, pasti ada hal ganjil atau tidak semestinya yang terjadi di sekitarmu."
Renjun terperangah setelah mendengar penuturan Dejun. "T-tapi tahun kemarin tidak terjadi hal buruk," sanggah Renjun. Padahal dia sadar telah bertemu Winwin di dekat rumahnya. Ditambah dengan kejadian semalam. Sayangnya dia harus tutup mulut dulu. Mungkin Renjun sudah banyak bicara selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orakel: Mimpi di Hogwarts
FanfictionTamat di Karyakarsa & Trakteer Judul sebelumnya: Renjun, peka dong! Hanya cerita sedikit dari Renjun dan teman-teman di sekolah sihir. Tapi tidak "sesedikit" dari yang diketahui Renjun selama ini ataupun yang diyakininya. Mungkinkah dia salah mengir...