Y. 2. 2

1.1K 215 9
                                    

Main cast:

Renjun

Haechan a.k.a Lee Donghyuck

Lee Jeno

And any others

Sorry for typos and happy reading!

...

Seusai mengantarkan Renjun hingga depan asramanya, Haechan buru-buru untuk turun kembali. Ia ada Transfiguration Class hari ini. Bukan tanpa alasan dirinya membujuk Renjun guna beristirahat di kamarnya. Selain kondisi Renjun yang mengenaskan, Haechan tidak mau Renjun mengetahui kalau sebenarnya Haechan sendiri saja mulai mencemaskan Jeno dan Jaemin.

Haechan tidak terlalu memperhatikan langkah kakinya sampai tidak sadar telah melewati dua anak tangga sekaligus. Langsung saja keseimbangan Haechan terganggu dan sudah dipastikan akan terjatuh sebentar lagi. Tetapi sebuah tangan menahan tubuhnya, sehingga ia tidak benar-benar terjatuh. Hanya hampir.

Mata Haechan terbuka dan melirik pemilik tangan yang masih menahan pinggulnya.

“J-Jeno?”

Jeno tersenyum. “Hati-hati kalau berjalan, apalagi pas turun tangga”

Oh, Haechan kosong sekarang. Entah ia yang harus mengucap syukur atau memaki kasar karena baru saja Haechan memikirkan Jeno kemudian ternyata orangnya langsung datang di hadapannya. Seperti sihir. Tahu begitu dia hanya cukup memikirkan Jeno dan POP!

Jeno datang di depannya.

“Hei, kenapa malah bengong?”, sadar Jeno yang melambaikan telapak tangan di depan mata Haechan.

Haechan terkejab. “E-eh?”

“Apa kalian akan tetap berdiri di situ sehari penuh?”

Kedua penyihir muda itu terperanjat. Lebih-lebih Haechan yang melihat salah satu profesor lain di beberapa jarak dari posisi mereka. Ia tidak siap harus mempunyai urusan dengan profesor lainnya setelah di tahun pertama selalu ribut bersama Profesor Choi. Jeno yang menyadari kurang tanggapnya Haechan berinisiatif meminta maaf duluan. “Maafkan kami, Profesor”

Jeno menarik tangan Haechan pelan guna memberi jalan Profesor Bae. Sebelum pergi, mata Profesor Bae menyipit menatap keduanya. “Segera masuk kelas atau poin asrama kalian berkurang!”, ancam Profesor Bae lalu melenggang memasuki ruang kelas.

Haechan langsung kelabakan. Bagaimana ya, dia sejujurnya tidak peduli dengan poin asrama semacam itu. Tapi di tahun pertama kemarin dia cukup ambil andil karena sering membuat ulah dengan Profesor Choi hingga berujung dikuranginya poin asrama Slytherin. Tentu saja Haechan diberikan peringatan oleh Prefect Slytherin dan diceramahi berbagai petuah mengenai segala kebaikan juga keangungan Slytherin. Kepala Haechan sampai terasa penuh pada saat itu.

Telapak tangan Haechan merasakan genggaman hangat. “Haechan, ayo ke kelas”, ajak Jeno lembut.

“Tapi ada yang harus aku bicarakan”, potong Haechan.

Jeno menatap Haechan teduh, seakan-akan memberitahu Haechan kalau Jeno akan selalu mendengarkan Haechan kapanpun itu. “Kita bicarakan setelah selesai kelas ya. Ayo, sebelum Profesor Bae marah”

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang