Y. 5. 6

377 40 4
                                    

Main cast:

Renjun

Jaemin

Haechan

Jeno

Yangyang

And any others

Sorry for typos and happy reading!

...

Babak kedua telah dimulai. Kali ini pertarungan ditentukan oleh suara misterius. Para peserta yang belum mendapat giliran diminta untuk naik ke atas kursi penonton dan ini benar-benar memberikan kesan pertunjukkan bagi Renjun.

Renjun dan Jaemin mengambil tempat cukup jauh dari yang lainnya, begitu juga dengan peserta yang lain meski tidak semuanya. Ada beberapa yang masih berkumpul bersama dengan sesama asramanya dan saling berdiskusi maupun mengomentari. Bagaimanapun juga, ini tetaplah sebuah turnamen, pertandingan duel berpasangan dimana strategi dibutuhkan.

"Bagaimana kalau kita melawan Jeno dan partnernya?" tanya Renjun sambil terus melihat area pertarungan. Di bawah, petarung pertama adalah Jongho-Heejin dari Hufflepuff melawan Yeji-Shotaro dari Slytherin.

"Tentu Jeno jadi bagianku," ujar Jaemin. "Tapi pikirku, kita tidak mungkin melawan mereka."

Renjun menaruh dagunya di pagar kayu kursi penonton. "Lalu, menurutmu kita akan berduel dengan siapa?"

"Hmm, kita lihat saja nanti." Dan Renjun kembali tenggelam dengan pikirannya, begitu pula Jaemin. Dia mencoba menganalisis dengan siapa kiranya mereka akan bertarung.

Pertarungan dua asrama yang sama-sama berada di ruang bawah tanah itu berlangsung alot. Bisa dibilang kedua tim sama imbangnya. Jongho punya stamina banyak sebagai laki-laki, sedangkan Heejin cukup lincah membaca gerakan musuh. Di pihak lain, Shotaro menggunakan mantra yang tidak semua murid ketahui, ditambah tubuh Yeji yang lentur menghindari serangan.

"Sepertinya teman Haechan sudah kelelahan," komentar Jaemin.

Yeji banyak mengelak dari serangan musuhnya. Dilihat sekalipun, memang Yeji sasaran empuk untuk diserang. Partnernya berusaha melindungi, tapi serangan bertubi-tubi juga akan menguras habis pihak lawan. Tinggal menunggu waktu.

"Huh? Kedua tim mengangkat tangan?" Renjun melongok ke depan untuk melihat lebih jelas.

"Mereka menyerah," tambah Jaemin.

Di arena duel, empat orang tersebut mengangkat tangan secara serempak. Penonton yang tidak ikut turnamen riuh, sedikitnya kecewa karena tidak dapat melihat pertandingan yang sadis. Berbeda dengan Haechan yang bernafas lega sebab dia tahu kawannya tidak mampu bertahan lebih lama lagi.

"Petarung berikutnya, Nagyung-Giselle Slytherin versus Karina-Nancy Gryffindor."

Seketika penonton bersorak kencang. Sepertinya kekecewaan mereka sedikit terhibur dari match duel kedua ini. Kedua asrama yang sudah terkenal paling suka cari ribut dan tidak mau kalah dipertemukan dalam pertarungan hidup mati.

"Ternyata suara mengesalkan itu cukup manusiawi," bilang Jaemin saat melihat empat perempuan memasuki area lapangan. Walaupun berasal dari asrama yang sama, Jaemin tidak peduli dengan keduanya.

Renjun tertawa kecil, "Pertarungan antarwanita," tambahnya. Renjun pernah bertukar kata dengan Karina di suatu kelas, jadi dia sempat mengedipkan mata kanannya kepada Karina sebagai bentuk penyemangat. Karina tersenyum simpul.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang