Y. 2. 5

920 199 37
                                    

Main cast:

Renjun

Haechan a.k.a Lee Donghyuck

Lee Jeno

Mark Lee

Jungwoo

Na Jaemin

Aurel Lee

Sorry for typos and happy reading!

...

"Pantas saja tidak kelihatan, rupanya masih di sini"

"Eh, kenapa kalian ada di sini?", tanya Renjun yang sedikit terkejut.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu masih di sini?", suara Haechan semakin meninggi. Tiba-tiba saja muncul keinginan mengetes suara bersama Renjun.

Di lain pihak, selalu hadir seseorang dengan pembawaan lembut yang melekat. "Halo, Mark-hyung", sapa Jeno.

"Oh, hai Jeno", balas Mark dengan senang hati. Mark lega karena ternyata masih ada yang sedikit waras di antara teman-temannya Renjun.

"Memangnya kenapa kalau aku masih di sini? Ini kan masih satu lantai dengan asramaku!", jawab Renjun yang ikut meninggikan suaranya.

"Ya, tapi ini sudah masuk jam makan pagi! Biasanya kamu sudah siap sedia di Great Hall"

Mereka berdua masih melanjutkan perdebatan di pagi hari, seperti rutinitas yang tidak boleh dilewatkan. Mungkin ini yang dinamakan senam mulut oleh Haechan dan Renjun. "Hyung sedang apa?", tanya Jeno yang tidak ingin tergabung dalam kerusuhan.

"Menunggu seseorang, Renjun ingin sekali bertemu dengan orang ini"

Jeno mengangguk. Ia menonton sebentar drama gratis di depannya sebelum seseorang mendekat ke arah mereka semua. Orang itu melemparkan senyum ramah. Wajahnya memancarkan aura imut, tetapi lengan kemejanya digulung hingga ke siku. Dasi berwarna biru-putihnya sedikit dilonggar memperlihatkan sebagian leher putihnya. Ada kesan jenius di satu sisi, tapi juga nampak liar. Lalu ia lihat Mark-hyung membalas senyum kepada pemuda tersebut.

"Jungwoo-hyung"

"Hai, Mark. Maaf, aku sedikit repot dengan urusanku", kata pemuda imut bernama Jungwoo. Jungwoo melihat keadaan sekitar. Ia langsung menyadari keberadaan mereka sangat ramai sekali, terutama dua penyihir berlainan jubah asrama itu. "Sepertinya kita harus pindah sebelum diamuk oleh massa", saran Jungwoo yang disetujui Mark dan Jeno.

Ketiganya sudah berjalan agak jauh.

"Apa mereka tidak apa dibiarkan begitu?", bisik Jungwoo ke Mark. Sedikit tidak enak karena meninggalkan dua pemuda yang masih asyik dalam pergulatan.

Mark mendengus. "RENJUN! HAECHAN! CEPAT KEMARI!", teriak Mark yang sudah tidak tahan lagi dengan tingkah mereka berdua. Mark sendiri tidak mengerti apa yang mereka ributkan.

Lalu terburu-burulah keduanya menyusul dengan masih saling ribut satu sama lain. Jeno terkikik melihat tingkah keduanya. Andaikan Jaemin juga ikut serta sekarang, pasti lengkaplah kebahagian kecil di pagi hari ini. Mendadak Jeno terdiam.

Ya, andaikan saja.

...

Lima penyihir berbeda asrama terlihat berkumpul di salah satu sisi bagian Great Hall. Dua berasal dari asrama Gryffindor, satu dari Hufflepuf, satu lainnya dari Slytherin, dan satu lagi dari Ravenclaw. Ada sedikit kegaduhan yang terjadi diantara pemuda Gryffindor dengan pemuda Slytherin. Oleh karena itu mereka dibuat duduk berjauhan supaya lebih tenang. Penyihir yang paling tua diantara mereka hanya memandang takjub. Ternyata ada perkelahian antar asrama layaknya mereka berdua lakukan tanpa dilakukannya duel atau semacamnya.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang