Y. 2. 4

938 204 38
                                    

Main cast:

Renjun

Na Jaemin

Haechan a.k.a Lee Donghyuck

Lee Jeno

Mark Lee

Kim Ji In

Sorry for typos and happy reading!

...

Dua penyihir tersebut saling diam seusai obrolan yang telah mereka lalui. Tidak ada yang berniat membuka suara terlebih dahulu. Sepertinya keduanya mulai jengah dan merasa dibohongi. Entah dibohongi oleh seseorang atau keadaan sekarang.

Tiba-tiba mereka berdua sama-sama terperanjat saat suara yang sangat mereka kenali menyapa pendengaran.

"Haechan! Jeno!", sapa Renjun riang. Tidak lupa dengan senyum manisnya.

Buru-buru Haechan berlari ke arah Renjun yang kemudian disusul oleh Jeno. Matanya dengan awas memeriksa setiap jengkal tubuh Renjun. Baru tadi pagi dia dan juga Jeno menjenguk Renjun di kamarnya dan sekarang Renjun sudah ada dihadapannya.

"Sudah baikan?", tanya Jeno hati-hati, takut Haechan meneriakkan namanya lagi.

Renjun mengangguk. "Madam Seohyun memberikan aku sebuah ramuan"

Terlihat Haechan yang membuang nafasnya lega. Tangannya mengelus dadanya pelan. "Syukurlah"

Renjun masih ceria, ia bergantian melihat wajah Jeno dan Haechan. "Oh ya, kalian sudah bertemu Jaemin lagi?"

Bagai tersambar petir, Haechan dan Jeno mendadak kaku di tempat. Hei, mereka baru saja melihat Renjun yang kembali lebih normal dari sebelumnya. Apakah harus mereka mengatakan hal sejujurnya dan membuat anak orang murung kembali?

Renjun memiringkan kepalanya ketika dirasa Haechan dan Jeno tidak kunjung memberi jawaban. "Kalian kenapa?", tanya Renjun polos.

Untungnya Haechan segera sadar dan berinisiatif memainkan peran. "Jaemin sepertinya sangat repot, jadi belum sempat kami bertemu dengannya", jawab Haechan dengan nada yang diyakin-yakinkan. Biarlah ia kali ini harus berbohong.

Renjun bergumam cukup panjang. Dalam benak Haechan sudah kalang kabut kalau Renjun menyadari ketidak jujurannya ini. Ditambah mata rubah Renjun yang sangat tajam menelisik. Sementara Jeno hanya bisa pasrah. Dia kurang ahli kalau harus mengakali sebuah fakta dengan kebohongan.

Mendadak Renjun tersenyum dan itu sungguh membuat batin Haechan semakin merasa seram. "Begitu ya? Ya sudah, cepat atau lambat Jaemin akan muncul kok!", kata Renjun optimis. "Oh, aku harus masuk kelas! Kalian berdua sampai nanti ya!"

Haechan dan Jeno menatap perginya Renjun dari pandangan.

"Kenapa kamu berbohong?", Jeno mengintrogasi.

"Tidak ada pilihan", jawab Haechan lesu.

...

Di dalam kelas, Renjun duduk di antara beberapa teman-temannya. Beberapa kawan ada yang menanyakan kenapa pagi tadi Renjun tidak nampak dan dijawab Renjun kalau dia sedang tidak enak badan. Syukurlah kawan-kawannya itu tidak banyak tanya karena Renjun tidak enak hati harus bercakap sekarang. Sebab dirinya sedang berfokus mencari sosok Jaemin. Prediksinya, Jaemin akan mulai masuk kelas di hari ini.

Benar saja dugaan Renjun, tidak berselang lama Jaemin masuk ke dalam kelas. Ternyata bukan hanya Renjun seorang yang memperhatikan Jaemin ketika pemuda tersebut berjalan masuk kelas. Seluruh murid hampir tidak berkedip kala Jaemin berjalan dengan perempuan berbaju biru muda yang tidak lupa dengan topi khas di kepalanya. Mereka tampak serasi, bahkan beberapa murid berdecak kagum melihat pesona yang terpancar dari keduanya. Sampai Profesor Choi kewalahan memperingati murid-murid supaya kembali tenang.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang