Y. 1. 4

1.6K 278 12
                                    

Main cast:

Renjun

Na Jaemin

Haechan a.k.a Lee Donghyuck

Lee Jeno

Sorry for typos and happy reading!

...

Sekarang ini Renjun sedang mengamati Jaemin yang sedang sibuk menulis di mejanya. Dalam diam Renjun sesekali mencuri pandang ke arahnya. Karena keteledorannya ini, dia tidak sadar kalau tangannya memasukkan kuas catnya ke tempat yang salah dan langsung memolesnya pada lukisannya.

"Haaa, gambaranku!", teriak Renjun dengan mata memandang tidak percaya pada kanvas di hadapannya ketika sadar apa yang telah diperbuatnya.

Teriakan Renjun mengundang perhatian Jaemin. Sedari tadi sebenarnya Jaemin tahu kalau si mungil sedang melukis dan mengamatinya diam-diam. Tapi ya namanya Jaemin, dia mau melihat dulu apa yang dicari oleh pujaan hatinya ini. Jadi dia harus berlagak biasa saja.

Jaemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau ini kenapa?", tanya Jaemin dengan nada malas. Tenang, Jaemin akting saja. Dalam hati sudah berteriak girang.

Renjun menoleh cepat ke arah Jaemin. Sedikitnya Jaemin meringis melihat gerak cepat Renjun kali ini, takut lehernya Renjun kenapa-napa. "Aku salah memasukkan kuas ke dalam cat dan warnanya berbeda! Lihat!", adu Renjun seperti anak yang mengadu mainannya rusak kepada ayahnya.

Jaemin memiringkan kepalanya sedikit. "Dihapus saja pakai air", kata Jaemin random.

Renjun membanting pelan kanvas itu di atas mejanya. Jaemin ini bodoh atau dungu sebenarnya. Ah, pasti kombinasi keduanya.

"Mulutmu licin", desis Renjun tajam.

Jaemin mengangkat kedua bahunya, acuh. Ia kembali lagi menulis dengan tenang. Hal ini tentu saja membuat Renjun semakin gemas dengan Jaemin.

Mungkin Renjun harus memancing dulu.

"Jaemin tidak mau memberitahu suatu hal?", tanya Renjun baik-baik.

"Tentang?"

"Kamu tahu aku muggle kan?", Renjun masih berusaha.

"Iya, lalu?"

"Kamu tidak berniat memberitahuku keluargamu berasal dari mana?", Renjun tetap berusaha.

"Untuk apa?"

"Sekedar berbagi. Ayolah, kita kan teman sekamar", rayu Renjun. Renjun percaya paham yang berbunyi usaha tidak mengkhianati hasil.

"Kenapa memangnya?"

Renjun mulai panik, dia tidak pandai berbohong atau semacamnya. Apa ia harus berkata sebenarnya. Sepertinya begitu kalau tidak ingin membuat Jaemin marah nantinya.

"Haechan bilang-"

"Kalau ini tentang ular licik itu, aku tidak berminat", ucap Jaemin tegas.

Renjun bingung. Bahkan ia belum menjelaskan apapun. "Jadi apa yang dikatakan Haechan benar?", tanpa sadar Renjun bertanya. Walaupun dengan suara kecil, Jaemin masih bisa mendengarnya.

Jaemin jadi agak marah dengan Haechan. Sudah bicara apa saja ular itu kepada Renjun? Apa dia berusaha mencuci otak Renjun dan ingin menjadikan kaki tangannya?

"Apapun yang dikatakan oleh ular itu, lupakan saja!"

Jaemin beranjak dari tempat duduknya. Emosinya tidak stabil hanya karena kesalah pahaman dan praduga yang belum tentu benar. Memang Jaemin sangat sensitif kalau sudah berkaitan dengan Renjun dan Haechan.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang