Main cast:
Renjun
Haechan a.k.a Lee Donghyuck
Sorry for typos and happy reading!
...
Senyumnya tidak memudar sedikitpun sejak kedua kakinya membawa dirinya kembali ke kastil tempat di mana ia belajar sihir. Ada beberapa siswa baru sama sepertinya dulu, berlalu lalang dan ada yang saling berkenalan. Ia teringat kejadian beberapa waktu lalu, kejadian yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pada pijakan kaki yang lurus, sorot matanya menerawang jauh. Tidak menyangka dia telah menjadi seorang kakak tingkat sekarang.
Setelah berada di kamarnya dan sedikit berbenah, pemuda bersurai hitam itu merenung melihat ranjang sebelahnya. Ranjang itu masih rapi, tidak berantakan seperti sebelum-sebelumnya. Ranjang yang ditempati oleh seorang pemuda menyebalkan selama tahun pertama di sekolah sihir. Seorang pemuda yang ia kira akan merepotkan dirinya, ternyata justru dia yang sering merepotkan pemuda tersebut. Terkadang apa yang akan terjadi memang tidak bisa ditebak.
Pemuda surai hitam tersenyum malu. Sedikit rasa hangat merambati hatinya kala bayangan pemuda itu berkelibatan di dunia khayalnya. Lalu, di manakah pemuda itu?
Baik ranjang maupun mejanya masih bersih tiada barang baru yang memenuhinya. Kalau diingat tahun kemarin, pemuda itu datang lebih dulu daripada dirinya. Sekarang yang terjadi adalah kebalikannya.
Ah, barangkali pemuda itu datang terlambat dan besok pagi akan muncul batang hidungnya. Oleh karena itu, pemuda bersurai hitam kembali melengkungkan sebuah senyuman dan akan menunggu sampai pemuda itu datang.
Nyatanya tidak.
Pemuda itu, Jaemin, belum kembali ke Hogwarts dan ini membuat Renjun cemas. Renjun yang sudah menduga hal-hal mengerikan akan terjadi, terlanjur termakan rasa takut kalau ada suatu hal menimpa Jaemin. Entah Jaemin yang sedang dalam kesulitan atau mungkin dia terdesak situasi yang amat berbahaya. Pikirannya penuh dengan Jaemin, mulai yang mempertanyakan keberadaan Jaemin hingga memaki-makinya karena sudah membuat Renjun panik. Astaga, Renjun tidak bisa hanya diam duduk menunggu! Meskipun Renjun tahu, Jaemin adalah salah satu penyihir tangguh yang setidaknya mampu untuk bertahan diri.
Tapi balik lagi, Renjun tidak akan kuat kalau tidak tahu bagaimana keadaan Jaemin!
Tiap-tiap waktu dihabiskan Renjun dengan memikirkan Jaemin. Ia tidak suka berdiam diri dalam kamar karena tidak ada Jaemin di sisinya. Setiap waktu luangnya dipakai untuk duduk di ruang duduk asrama, berharap Jaemin akan muncul di ujung pintu masuk. Malamnya pun lebih digunakan belajar di luar kamar, entah di Great Hall atau ruang tamu asrama. Apapun tempatnya yang sekiranya dapat mempertemukan Renjun dengan Jaemin nantinya.
Tapi belum juga membuahkan hasil.
Renjun sendiri merasa kesepian. Ia yang sebelumnya sudah diserang rasa rindu terhadap Jaemin harus menanggung perasaan tersebut lebih lama lagi. Oh, Renjun sekarang paham bagaimana eksistensi Jaemin sangat berpengaruh dalam hidupnya. Kalau tahu begini, dia tidak akan jauh-jauh dari Jaemin. Kesepian Renjun semakin bertambah saja karena ia belum juga sempat bertemu Haechan dan Jeno. Beberapa kelas yang ia ikuti tidak ada yang bersamaan dengan mereka berdua. Menyebalkan.
Tangan mungil Renjun terkepal kuat. Renjun dengan yakin telah menetapkan pilihannya. Ia harus bertindak.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Orakel: Mimpi di Hogwarts
FanfictionTamat di Karyakarsa & Trakteer Judul sebelumnya: Renjun, peka dong! Hanya cerita sedikit dari Renjun dan teman-teman di sekolah sihir. Tapi tidak "sesedikit" dari yang diketahui Renjun selama ini ataupun yang diyakininya. Mungkinkah dia salah mengir...