Y. 6. 1

363 31 5
                                    

Y. 6. 1

Main cast:

Renjun

Jaemin

And other

Sorry for typos and happy reading!

...

Mata Renjun terbuka perlahan, terasa berat, tapi dia berhasil melihat dengan jelas objek sekitarnya. Dia sedang terbaring di sebuah kasur putih di ruangan yang tidak terlalu terang. Ada satu lilin yang menyala di dekatnya. Renjun diam sejenak. Ia merasakan sekujur tubuhnya kaku. Lengannya sepertinya sempat mati rasa karena sudah menggunakan sihir berat dalam kurun waktu berdekatan. Helaan nafas keluar dari mulutnya, Renjun mencoba berdiri.

Sambil membawa lilin di tangan, Renjun menelusuri ruangan tersebut dan menemukan pintu yang terbuat dari kayu kokoh. Jemari Renjun membuka perlahan, melongokkan kepala. Di kanan kirinya terdapat lorong yang tidak panjang. Di sisi sebelah kanan, Renjun melihat pencahayaan. Ia mengikuti cahaya tersebut.

Cahaya tersebut menuntun Renjun pada tangga tanah yang memutar. Renjun asumsikan dia berada di bawah, maka ia berjalan menuju ke atas saat ini. Semakin ke atas, lebih banyak sinar yang masuk yang menerangi, sehingga Renjun tahu kalau terdapat banyak akar di dinding. Renjun terus menyusuri, sesekali dia berhenti karena merasa kelelahan. Setelah anak tangga itu habis, Renjun menemui ruang makan dan dapur. Di dekat situ pula Renjun menemukan helai pintu lain. Tanpa membuang waktu, Renjun meraih kenop pintu dan udara segar menyambutnya.

Renjun terperangah. Udara segar baru saja menampar kulit wajahnya. Belum lagi pemandangan alam yang terbentang luas. Pohon-pohon besar yang hidup sekian lama, lumut di bebatuan, kicau dan cericip hewan-hewan liar. Secara tak sadar, jantung Renjun berpacu lebih cepat. Renjun memberanikan diri untuk menapaki dunia luar tersebut. Daun-daun hijau, kuning, dan coklat berserakan di mana-mana. Akar-akar pohon muncul dari permukaan tanah seolah sedang melindungi sesuatu. Lilin masih ada di tangan Renjun dan ia berjalan mendekati aliran air.

Aliran air itu layaknya sungai pada umumnya. Renjun mencari hilir dari sungai itu. Air yang begitu bersih dan jernih, mata Renjun seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Setelah berjalan cukup jauh, Renjun menjumpai kawanan otter, lebih tepatnya tempat tinggal koloni otter. Di sana, seseorang duduk beralaskan batu, memandangi hewan-hewan lucu itu.

"Jaemin?" panggil Renjun karena orang tersebut membelakanginya.

Jaemin memutarkan kepalanya, wajahnya yang datar seketika berubah menjadi cerah melihat Renjun yang sudah sadarkan diri. Dia beranjak, menghampiri Renjun lalu menuntunnya untuk duduk bersama dengannya di sana. "Bagaimana keadaanmu?" tanyanya.

"Lumayan. Badanku masih sedikit pegal," jawab Renjun. Matanya menelisik sekitar, "Di mana kita?"

Jaemin tidak langsung menjawab. Beberapa otter sedang memperbaiki rumahnya, ada pula yang menangkap ikan dan memakannya bersama pasangannya. "Sepertinya kamu belum bertemu dengan Sooyoung noona."

"Siapa?"

"Anggap saja tuan rumah ini."

Renjun mengangguk, "Apa Haechan dan lainnya juga ada di sini?"

Jaemin menggeleng, "Hanya ada kita berdua."

Renjun menyadari bahwa nada bicara Jaemin menurun, maka ia tidak melanjutkan percakapan. Pandangannya mengarah pada sekelompok otter, melihat gerak-gerik mereka, tapi pikiran Renjun tidak berfokus. Dia justru mengingat kejadian-kejadian di Hogwarts, terutama peristiwa turnamen duel yang berujung musibah.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang