Y. 4. 4

631 118 11
                                    

Main cast:

Renjun

Jaemin

And any others

Sorry for typos and happy reading!

...

Jaemin sedikit terganggu oleh suara ketukan halus yang berasal dari luar pintu. Ia terpaksa bangun sambil mengomel tidak jelas siapa yang membuat suara tersebut. Ia tidak tahu kalau Renjun juga belum kembali ke kamar. Saat membuka pintu, Kyuu langsung terbang dan hinggap di punggung kursi.

"Kyuu, lain kali kau akan kuajarkan apa itu sopan santun", omel Jaemin.

Ia masih belum sadar kalau Renjun belum kembali.

Jaemin hendak kembali tidur, tapi Kyuu dengan berisik mengepakkan sayapnya berkali-kali.

"Kyuu, bulumu berjatuhan. Nanti Renjun akan memarahiku kalau dia tahu ini", peringat Jaemin lalu benar-benar merebahkan tubuhnya.

Kyuu sepertinya sudah tidak bisa menahan kesabarannya. Memang pemiliknya yang satu ini terlalu cuek dan tidak peka sedikitpun. Karena tidak ada tanda-tanda Jaemin akan bangun lagi, ia terbang dan mendarat di dada Jaemin. Jaemin sendiri masih diam sampai hidungnya dipatuk paruh Kyuu.

"Ya ampun, Kyuu. Aku tidak segan untuk membalikkanmu pada keluargamu meskipun Renjun akan membunuhku", ucap Jaemin yang jengah dengan perlakuan Kyuu kali ini.

Kyuu tidak memerdulikan ancaman Jaemin. Dia berbalik dan menggoyang-goyangkan punggungnya. Berharap Jaemin menangkap maksudnya.

Jaemin sedikit tersinggung dipunggungi Kyuu di saat seperti ini. Burung hantu itu lama-lama semakin kurang ajar saja, pikirnya. Tapi ia mulai merasa heran karena Kyuu terus saja menggoyangkan tubuhnya.

"Ada apa, Kyuu? Kau demam?", tanya Jaemin sambil menangkap burung tersebut dengan dua tangannya.

Sekarang Kyuu pasrah. Ia lelah. Alangkah baiknya kalau dia bisa tenang bersama keluarganya saja daripada dengan pemilik macam Jaemin.

Kyuu hampir terbang ke tempat bertenggernya, tapi dihalangi oleh jari Jaemin. "Tunggu, sepertinya ada pesan di tasmu", katanya. Syukurlah Kyuu bisa bernafas lega kali ini.

Jaemin segera membuka kertas tersebut, sedangkan Kyuu langsung terbang ke tempatnya. Kertas kecil itu rupanya dari Renjun. Barulah Jaemin sadar jika dari tadi Renjun belum kembali. Ia memaki kebodohannya.

"Kenapa Renjun minta ditemui?", tanya Jaemin bingung setelah membaca pesan yang dikirim melalui Kyuu. Tanpa pikir panjang, Jaemin mengambil jubahnya. Ia memakai sepatunya dan menghampiri Kyuu yang setelah terlelap. "Maaf ya, Kyuu. Aku tidak akan mengembalikanmu pada keluargamu", katanya lalu membelai kepala burung hantu tersebut sebelum menyusul ke tempat Renjun berada.

...

Renjun sedikit menggigil selama menunggu Jaemin kemari. Angin bertiup cukup kencang dan sweater Haechan tidak membantu sama sekali dalam hal ini. Berkali-kali ia mengeluarkan uap dari bibirnya pada telapak tangannya sendiri. Renjun berharap flunya tidak kembali menyerang agar Madam Seohyun tidak menyodorkannya obat selalu.

"Renjun?", panggil Jaemin dari kejauhan.

'Akhirnya dia datang', batin Renjun. "Aku di sini, Jaemin!", suaranya sedikit berteriak.

Jaemin mempercepat langkahnya. Ia senang bisa menemukan Renjun-nya dalam keadaan baik-baik saja.

"Kenapa kamu di sini?", tanya Jaemin.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang