Main cast:
Renjun
Jaemin
Haechan
Jeno
Yangyang
And any others
Sorry for typos and happy reading!
Nb. mulai chapter ini dan seterusnya akan banyak muncul nama baru
...
Cuaca masih terasa dingin saat Renjun kembali ke Hogwarts. Hidungnya mencium aroma wangi dari syal merahnya. Matanya berkedip beberapa kali untuk menghalau rasa tidak nyaman dari dinginnya udara. Lalu ia mulai berjalan menuju ke asramanya.
Renjun agak kikuk ketika masuk ke rumah Gryffindor. Banyak wajah anak tahun kedua yang tidak Renjun kenali. Begitu juga tatapan para senior dan beberapa teman seangkatan Renjun. Hampir dari semuanya menaikkan alis dan mengerutkan dahi melihat Renjun berada di asrama.
Sebelumnya Mark sudah menawarinya untuk kembali ke sekolah bersama. Tapi Renjun menolak. Dia bilang berangkat belakangan saja karena masih ingin berada di rumah.
Sekarang tiba waktunya.
Dia menatap rindu pintu kamarnya.
'Semoga dia sudah datang lebih dulu', ucapnya dari hati.
Tangan Renjun meraih pegangan pintu dan membukanya. Ia disambut keheningan dari dalam. Hatinya terasa tergores sebab hanya menemukan kekosongan di kamarnya.
"Renjun?", panggil sebuah suara dari belakang.
Orang itu baru saja datang dan Renjun segera memutar kepalanya.
"Jaemin"
...
Setelah tarik-ulur sejenak, akhirnya Jaemin berkenan diri masuk ke kamar bersama Renjun. Sekarang keduanya duduk bersebelahan dengan situasi canggung. Jaemin terus diam, sedangkan Renjun terlalu banyak membuang nafasnya.
"Kalau kamu merasa tidak nyaman, aku akan keluar", ucap Jaemin pelan.
Bibir Renjun mengerucut. Dia tidak suka dengan nada bicara Jaemin. Jaemin berkata seolah ia ingin sekali mengusirnya dari sini. "Aku sudah bilang, aku memang kembali ke kamar ini karena kehendakku sendiri!", serunya dengan menekan kata 'KEHENDAKKU'.
Jaemin mengangguk, tapi juga bingung. Banyak hal yang ingin Jaemin utarakan serta beberapa pertanyaan untuk Renjun. Tapi dia tidak yakin mana dulu yang harus dibicarakan. Seperti, kenapa Renjun ada di sini? Apakah tahun kemarin ia tidak merindukan asramanya? Kenapa ia bisa betah bersama Haechan? Dan masih banyak lagi. Hal ini membuat kepala Jaemin pening.
"Kamu baik-baik saja?", tanya Renjun yang menyadari perubahan wajah Jaemin. Sontak Jaemin menggeleng karena tiba-tiba wajah Renjun sangat dekat dengannya. "Kudengar tahun kemarin kamu jatuh waktu pertandingan Quiddicth. Apa masih sakit sampai sekarang?"
Renjun berdiri dan menyampirkan syalnya pada tiang gantungan di sisi kamar. Seingatnya dulu belum ada benda itu waktu terakhir kali ia mengunjungi kamarnya. Sepertinya Jaemin membawa beberapa barang baru.
Merasa diberi ruang oleh Renjun, Jaemin perlahan mulai merasa santai. Ia melihat pemuda mungil itu memerhatikan detail-detail kamar, bahkan sesekali memegang atau menyentuh barang yang menarik perhatiannya. Lalu entah mengapa, ia merasa senang dapat berada di dekat Renjun. Ada kehangatan yang menjangkau ruangan tersebut dari gelapnya suram. Kehangatan itu secara tidak langsung juga terasa pada diri Jaemin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orakel: Mimpi di Hogwarts
FanfictionTamat di Karyakarsa & Trakteer Judul sebelumnya: Renjun, peka dong! Hanya cerita sedikit dari Renjun dan teman-teman di sekolah sihir. Tapi tidak "sesedikit" dari yang diketahui Renjun selama ini ataupun yang diyakininya. Mungkinkah dia salah mengir...