Y. 5. 4

275 44 0
                                    

Main cast:

Renjun

Jaemin

Mark

Shuhua

And any others

Sorry for typos and happy reading!

...

"Tidak biasanya kamu membolos," ujar Mark setelah butterbeer mereka sampai di meja. Renjun menyeruput busa putih di mulut gelas miliknya. Tenggorokannya haus akibat ketegangan yang baru dilaluinya. "Dan di mana Jaemin?"

"Ceritanya agak panjang," Renjun melirik ke sekitarnya, lalu ia memajukan sedikit tubuhnya. "Apa Hyung tahu kalau ada turnamen khusus di antara murid-murid tahun kelima?" tanyanya penuh kehati-hatian.

Satu alis Mark terangkat, "Turnamen apa itu?"

Bahu Renjun menurun. Seperti dugaannya, turnamen ini tidak diketahui banyak orang. "Kami akan berduel satu sama lain sampai ada yang menyerah atau tumbang."

"Itu terdengar berbahaya," komentar Mark. Berduel memang bagus untuk mengasah atau meningkatkan kemampuan bertarung setelah lulus sekolah nanti. Hanya saja, jika sampai salah satu lawan babak belur, rasanya itu sudah tidak benar. Mark memerhatikan wajah adiknya, penuh dengan keseriusan dan secuil kecemasan. "Astaga, jangan bilang kamu mengikutinya!"

Tubuh Renjun sedikit tersentak. "Hyung, suaramu," peringatnya. Dia bisa menjadi pusat perhatian lagi setelah insiden pagi tadi.

"Mengakulah sekarang," kata Mark tegas.

Renjun mendesah kecil, "Baiklah, Hyung, baik. Aku mengikutinya," akunya. "Tapi bukan karena kehendakku sendiri, aku diajak."

"Jaemin?" tebak Mark dan sebuah gelengan diberikan oleh Renjun.

"Shuhua."

Sekarang dahi Mark menjadi berkerut. "Ada apa dengan perempuan itu?"

"Kenapa nada bertanya Hyung seperti itu?" Tekanan suara Mark terdengar miring di telinga Renjun.

Mark kelepasan. Sebenarnya dia tidak ingin membicarakan ini, tapi apa mau dikata. Mendengar nama Shuhua saja sudah cukup membuat Mark jengkel. "Ya sudah, kuberitahu saja," ujarnya.

...

Langkah kaki Renjun memburu. Dia mencari keberadaan Jaemin segera setelah ia mendapat informasi dari Mark. Banyak hal yang berkecamuk di kepalanya dan ini membuatnya pening. Tapi lebih dari itu, dia mulai kesal karena tak kunjung menemukan Jaemin.

"Huh, di mana kau Jaemin?" racau Renjun sambil mengepalkan tangannya.

Karena tidak memerhatikan anak tangga yang dijajakinya, ditambah perasaan kesal, Renjun tidak menginjak anak tangga berikutnya dengan benar. Kakinya goyah satu, tangannya mencoba menggapai sesuatu, tapi dia mengambil sisi di bagian tengah tangga. Renjun pasrah, dia pasti jatuh ke belakang.

"Ya ampun, nyaris saja," suara Jaemin dari balik punggung Renjun. "Hati-hati, Renjun."

Mata Renjun membuka lebar, tidak menyangka Jaemin muncul dari belakangnya. "Jaemin!"

"Iya?" sahutnya sambil membenahi posisi Renjun agar berdiri dengan baik.

"Aku mencarimu!"

"Aku juga mencarimu," tanggap Jaemin. Dia menggenggam tangan Renjun dan mengajaknya untuk berjalan bersisian.

Orakel: Mimpi di HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang