Bagian 11

1.1K 133 12
                                    


Bagian 11


holla aku comeback.

begini tolong, help dukungannya supaya aku semangat upnya, terserah deh mau kasih komen atau vote up to you hehehe tapi author ini butuh semangat kalian supaya aku cepet upnya. karena jika hati author senang maka otak author juga akan lancar jaya memikirkan alur cerita ini



Udah ya happy reading!

--••--

Sarah sudah berdiri menatap Davi tak bersahabat. Sarah berlari mendekati Davi dengan penuh emosi yang menjulang tinggi untuk menghabisi Davi si lemah, miskin dan rendahan namun....

BRUKK

Siswa siswi yang melihat kejadian kilat itu dibuat tertawa. Disaat Sarah berlari menuju Davi dia tidak menyadari tali sepatunya yang terlepas dari simpulnya. Hingga Sarah menginjak tali sepatunya sendiri dan jatuh tengkurap di lantai.

Davi terkekeh pelan melihat tingkah konyol Sarah yang terjatuh. Davi menghampiri Sarah lalu menjambak rambut gadis itu kuat kuat hingga sang empu meringis kesakitan.

"jambakan ini nggak ada apa apanya dengan perilaku lo selama ini! Gue harap setelah ini lo jangan bully orang yang lemah lagi. Cukup bully gue" bisik Davi pada Sarah yang kini menatap bengis Davi.

"lepasin tangan lo dari rambut gue!" pekik Sarah. Davi menghiraukan ucapan gadis tersebut, sekali-sekali kan dia bisa membully orang yang selama ini melakukan hal jahat padanya.

"sayangnya gue lebih nyaman begini" bersamaan Davi melontarkan kalimat itu, Davi menginjak kedua tangan Sarah tanpa belas kasih. Davi ingin membalaskan rasa sakit yang di terima oleh Aska. karena dia adalah pelindung Aska sekarang.

"Davi!" Dira berlari menghampiri Davi yang sudah seperti orang kerasukan. Anin pun yang juga ikut setelah mendengar berita dari adik kelas terkejut melihat Davi saat ini.

"Davi berhenti! Lepasin dia. Lo harus tahan emosi lo, sabar Davi" Dira menarik Davi menjauhi Sarah hingga jambakan beserta injakan Davi terlepas sepenuhnya.

"pergi kalian! Sana-sana hush! hush! Nggak ada yang harus di tonton di sini!" Anin mengusir seluruh murid yang bergerombol memenuhi koridor. Dengan sangat terpaksa murid murid di sana bubar dan kembali beraktivitas masing masing.

"gue......gue-" Davi tak tahu harus bicara apa. Ia juga sangat terkejut dengan perilakunya tadi, emosinya mengendalikan tubuhnya hingga tanpa sadar Davi menyakiti seseorang.

"mending sekarang lo hampiri Aska deh. Dia butuh asistennya tuh" ujar Anin yang sedang memperhatikan gerak gerik Aska.

Davi pun langsung teringat tentang keberadaan Aska. Ia langsung berlari menghampiri Aska lalu membantu mengambilkan tongkat milik cowok itu beserta earphone miliknya.

"lo nggak pa-pa? Tangan lo sakit? Gue obatin ya" setelah membantu Aska berdiri. Davi langsung memperhatikan seluruh tubuh Aska, Davi ingin memastikan bahwa majikannya ini tidak terluka sedikit pun.

"nggak perlu" Davi menghela nafas pelan mendengar majikannya ini hanya berucap satu kalimat saja. Bahkan jika tidak ada hal yang penting untuk di bicarakan maka dia akan diam menyerupai manekin.

DAVISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang