Bagian 25

969 102 9
                                    

Halo semuanya
Aku nggak nyangka yang baca ceritaku udah 3k an dan jumlah Vote yang bertambah
Aku ucapin makasih ya udah baca ceritaku dan sudah berkenan memberi vote. Sudah sekian dari author
Happy Reading




Hari ini Davisa sudah berada di depan sekolah bersama Aska berjalan beriringan menuju kelas mereka, sesekali Davisa mengajak berbicara cowok disampingnya yang hanya dijawab deheman sedari tadi.

“gue denger dari bi Wati tadi bokap nyokap lo lagi keluar kota ya?”

“hmm”

“terus lo nanti di rumah sendirian lagi dong?”

“hmm”

“nanti selesai sekolah lo ke ruang bimbingan buat ulangan harian secara lisan ya?”

“hmm”

“udah belajar belum?”

“hmm”

“udah bener-bener paham sama materinya?”

“hmm”

“udah mulai suka sama gue?”

“hmm”

Sedetik kemudian Aska menghentikan langkahnya ia baru sadar dengan kalimat Davisa terakhir kali. Aska berdecak sebal menyadari kebodohannya. Sedangkan Davisa sudah tertawa terbahak bahak, siapa suruh sedari tadi ia bertanya hanya dijawab deheman. Sesekali ia ingin mengerjai cowok dingin itu.

“suka nih sama gue??” goda Davisa seraya menaik turunkan kedua alisnya.

“bacot”

Davisa mendelik mendengar umpatan Aska lalu menggeleng pasrah menghadapi sikap cowok didepannya ini.

“eh itu kenapa mading jadi ramai gitu?” Davisa menyipitkan mata melihat keadaan mading yang sedang dikerubungi banyak orang.

“kesana yuk” ajak Davisa yang mendapat gelengan singkat dari Aska.

“kelas” ujar Aska yang terdengar tidak mau ditolak. Laki-laki itu masih ingat terakhir kali ia harus di seret seperti binatang menuju mading.

“baik tuan” padahal Davisa ingin sekali melihat isi mading tersebut tapi mau gimana lagi ia harus menuruti tuannya. Bagaimanapun juga Davisa masih ingat syarat yang di berikan Aska padanya

Baru saja dirinya dan Aska sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing suara Anin memasuki pendengaran mereka.

“Aska! Davi! Ada berita yang membagongkan” secepat kilat Anin duduk dibangkunya tepat di depan Davisa.

“berita apa? Suga mau lamar gue?” Anin merotasikan bola matanya malas di susul decakan jengah oleh Aska.

“boro-boro ngelamar, tau lo lahir aja enggak” cibir Anin yang di balas delikan oleh Davisa.

“emang berita apa sehingga membuat ibu Anin terhormat ini heboh seperti di kejar anjing?” tanya Davisa dengan menekankan kata di akhir kalimatnya.

“gue tadi lihat di mading kalau minggu depan bakalan ada pertandingan basket” ujar Anin girang tak lupa senyuman lebar terpasang diwajahnya.

“itu mah bukan membagongkan sayang, Lo sekolah di sini udah hampir dua tahun. Kalau yang namanya lomba mah tiap tahun juga ada bambank!” Davisa merutuki Anin yang membuat dirinya penasaran. Tapi hasilnya hanya pengumuman biasa setiap tahunnya.

“ihhh ini beda lagi Davi” bantah Anin yang menatap Davisa jengkel.

“beda dari mananya? Gue sama jennie blackpink juga sama-sama glowing lo kali kumus-kumus” coba saja orang didepannya ini bukan temannya mungkin sudah Anin tendang ke neraka. Di sini serius malah di ajak bercanda.

DAVISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang