Ekhm dah up nih
Di kolom komentar ada beberapa yang minta next, aku seneng banget liatnya karena ada yang suka dengan ceritaku.
So yang nungguin Davisa update hari ini adalah hari kalian gembira
Happy Reading
•
•
•
•“indahnya pemandangan”
“banyak budak-budak"
Tukk
“anjayani! Sakit beb" teriak gadis berkuncir kuda sambil memegangi kepalanya yang baru saja mendapat lemparan penghapus.
“cie Adi di panggil bebep gak tuh" suara dengan nada menggoda itu mampu menyadarkan gadis berkuncir kuda tadi lalu menolehkan kepala dimana penghapus itu berasal.
“udah lah kalau cinta tuh bilang" goda Davisa lagi sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Gadis berkuncir kuda yang merupakan Anin sahabat sehidup semati Davisa kini mengerucutkan bibirnya sebal.
“gue kira yang lempar tadi lo, yaudah reflek deh mulut gue"
Davisa menggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Jelas-jelas Davisa bisa melihat kelakuan Anin akhir-akhir ini sedikit berbeda jika berhubungan tentang Adi.
“oi mana mau gue jadi budak lo, mimpi aja di sumur" Adi si pelaku yang melempar penghapus membuka suaranya.
Anin menatap sinis Adi lalu sedetik kemudian ia tersenyum miring “bisa kok, jadi budak cinta”
“ekhem kode apa nih? Saya mencium bau-bau tengik ya" Afif yang baru saja selesai menyalin jawaban hasil pinjam buku ke Dira langsung menyambar.
“katakan cinta bila cintaaa katakan sayang bila sayang" Anin tambah sebal ketika Dira menyindirnya sambil bernyanyi. Sedangkan Adi sedari tadi sudah senyum-senyum tidak jelas seperti kerasukan.
“kalian apaan sih? Gue nggak ada tuh yang namanya suka sama si Adidas" sangkalnya sambil melototi semua teman-temannya terutama Adi yang kini sedang menatapnya jahil.
“ADIDAS, Adek di bawah Abang di atas"
Seketika kedua pipi Anin memerah seperti tomat apalagi ketika Adi mengatakan kalimat yang mampu membuat otak orang-orang disekitarnya traveling masih sempat-sempatnya memberi kerlingan jahil pada dirinya.
Davisa beserta yang lain sudah terbahak-bahak melihat kelakuan dua manusia itu. Apalagi saat melihat Anin yang salting, jarang sekali Anin bereksperesi seperti itu. Biasanya Anin adalah cewek galak dan tak lupa sifat alay yang mendarah daging.
“udahlah jadian aja, pusing gue sama kalian" usul Dira dengan kedua jempolnya yang lihai mengetik sesuatu di dalam ponselnya.
“g-gue ke toilet dulu" setelah mengatakan itu Anin berlari keluar kelas. Adi yang melihat kepergian Anin ikut berdiri dan keluar kelas tanpa mengatakan sepatah kata pada yang lain.
“bener-bener ya orang kalau udah jatuh cinta yang lain cuma ngekos" ucap Afif menghela nafas berat, susah kalau jomblo. Mau mesra-mesraan juga sama siapa?
Davisa terkekeh lalu menatap Aska yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya di atas meja. Tak tinggal diam Davisa menoel-noel bahu Aska dengan telunjuknya
“apa?” Aska masih dengan posisi yang sama merasa terganggu dan bertanya dengan nada sewot.
“bokap nyokap lo ada di rumah nggak?”
“nggak"
Davisa mengangguk-anggukan kepalanya ketika mendengar jawaban Aska “urusan kerja lagi ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVISA
Teen Fiction{ON GOING} Typoo bertebaran "lo punya mata nggak si?! Lo kira jalan gede gitu bisa se enaknya lo lewati tanpa toleh kiri kanan? Mata tuh di gunain jangan di buat pajangan doang!" Davi menutupi kegugupannya dengan mengomeli pria di depannya. "nggak" ...