Bagian 13

1K 119 2
                                    

Seperti yang aku janjikan tadi
ini bonus buat kalian karena tadi aku sempet unpublish beberapa part
Oke see you next time




Davi memejamkan matanya saat merasakan pusing di kepalanya. Ia tidak boleh lemah karena Davisa itu kuat, itulah yang memenuhi pikiran Davi saat ini. Baru saja Davi kembali menegakkan tubuhnya tiba tiba saja sebotol air mineral terpampang di hadapannya.

Davi tidak menerima air itu Davi mengalihkan pandangannya pada orang yang memeberikannya minum dan betapa terkejutnya Aska yang memberikan ia sebotol air.

"l-lo-"

"terima" ujar Aska dengan menggoyangkan sebotol air mineral dihadapannya.

"lo nggak salah orang?" tanya Davi penasaran.

"nggak" satu kata dari mulut Aska membuat Davi ingin rasanya mati ditempat.

"lo-lo tahu siapa gue kan?" sarkas Davi.

Aska menghela nafas jengah, tangannya lelah sedari tadi mengawang di udara menahan beban sebotol air sedari tadi tapi sang empu dengan tak tahu dirinya membiarkan dan tak mengambil pemberiannya.

"hmm, cepet!" kesal Aska yang menahan geram.

Davi mengambil minuman itu dari tangan Aska. Lalu Davi kembali menatap Aska dengan wajah heran dan bingung.

"lo kok tahu gue berdiri disini? Terus lo kok tahu di mana tata letak kantin kan kantin jauh dari sini? Terus lo kok tahu penjual minuman yang mana? Lo punya mata lagi? Atau mata batin lo terbuka?" Davi menyerbu Aska dengan pertanyaannya sedangkan sang empu sudah memasang wajah ingin menerkam orang didepannya.

"berisik!" ujar Aska kesal.

"gue kali yang bantu dia" Davi mengalihkan pandangannya dari Aska ke orang yang berdiri disebelahnya dengan tampang sombong.

"tadi gue lihat dia jalan nggak terarah jadi gue bantuin dia pergi ke kantin dan hampiri lo" jelas orang itu pada Davi yang sudah membulatkan bibirnya pertanda mengerti.

"thanks" ujar Davi Pada orang itu.

"eits! Nggak segampang itu ferguso" Davi sudah menatap curiga pada orang didepannya ini perasaannya tiba tiba tidak enak seperti akan ada musibah yang datang.

"traktir gue nanti makan di kantin sebagai bayarannya" Davi sudah menduga kematrean satu cowok didepannya ini. Apalagi cowok itu sudah lari duluan sebelum Davi menyembur dengan lava panas.

"ADI BANGS*T GUE TAMPOL MULUT LO! BERANI BERANINYA NGERAMPOK ANAK KISMIN KAYA GUE!" teriak Davi dengan muka memerah tanda marah yang sudah tertahan di kepalanya.

"mulut toa" gumam Aska yang bisa didengar oleh Davi sangat jelas 

"kenapa kalau gue mulut toa ha?! Masalah?! Lo belum ngerasain pukulan gue makanya lo macem macem sama gue!" Davi sudah menarik kerah Aska hingga tubuh keduannya begitu dekat namun sayangnya jika orang lain melihat pemandangan seorang gadis pendek mencekeram kerah seorang cowok yang lebih tinggi itu sangat tidak pas untuk di tonton.

"lepas!" bentak Aska namun diabaikan oleh Davi.

"lo nggak tahu diri banget sih! Se enggaknya bilang makasih ke gue karena udah nolongin lo tadi, malah di katai" ujar Davi kesal.

"nggak penting" Davi melebarkan matanya mendengar ucapan Aska. Tidak tahu berterima kasih sekali orang ini.

"lo bilang nggak penting? Lo punya hati nggak sih?" Davi melepas cekalannya pada kerah Aska kasar. Davi menggelengkan kepalanya tak percaya dengan sifat cowok didepannya.

DAVISA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang