Ekhem ekhem
Author balik nih
Jadi gini untuk part selanjutnya aku pengen target in komen paling banyak lima belas dulu lah ya atau vote bertambah jadi 10
pleseee aku berharap banget iniii
:) Happy reading
dilanjut ya bacanyaCahaya terik matahari berhasil membuat para siswa siswi di SMA Bunga Bangsa mengeluh. Udara di sekitar sekolah itu terasa panas akibat pantulan sinar matahari. Baru saja beberapa hari kemarin turun hujan tapi kini panas langsung melanda.
Kalau panas panas begini para penjemur ikan dan baju pasti banyak untung. Tapi untuk kumpulan remaja yang sedang berada di kelas merupakan kesialan terbesar.
Lihatlah kelas 11-IPA 3 mereka sudah selonjor sana selonjor sini. Mulai dari kumpulan cewek yang hobi dandan kini mengganti profesi saling mengipasi temannya, biasanya para lelaki yang berkelompok di pojokan kelas sedang bermain game tapi kini mereka malah berebut kipas yang didapat dari TU.
Kalian pasti heran bagaimana kipas TU bisa berada di kelas ini. Jawabannya mereka menyewa pada penjaga TU. Itu sudah kebiasaan mereka jika panas melanda satu kelas.
Toh di TU sudah ada AC lalu untuk apa kipas di biarkan nganggur terlantar di sana. Awalnya para cowok cowok itu ingin meminjam, namun penjaga TU itu ternyata bermata hijau. Penjaga TU itu mengambil kesempatan dalam kesempitan hingga membuat para cowok komat kamit menyumpah serapahi si guru mata duitan.
Sedangkan seorang gadis sedang mengerucutkan bibirnya. Udara di sekitarnya sedang panas dan hatinya pun juga ikut panas. Gadis itu Davi ia menatap kesal ponselnya lalu di letakan secara kasar di atas mejanya.
Kelas 11-IPA 3 kini sedang jamkos karena guru sejarah mereka pak Donal bebek sedang berada di jepang, ia di tugaskan menjaga murid yang mengikuti olimpiade. Sebenarnya nama guru sejarah itu Donalio tapi mengingat remaja jaman sekarang yang audzubillah jadilah mereka membuat panggilan Donal bebek.
Kembali pada Davi yang kesal. Anin dan Dira menoleh ke penghuni bangku yang tepat di belakang mereka. Seketika Anin langsung memungut ponsel Davi yang tergeletak tak berdaya lalu dielusnya pelan.
"dari pada ponsel cantik ini lo siksa mending gue adopsi aja" ujar Anin asal. Davi hanya melirik kedua sahabatnya dengan tatapan penuh kekesalan.
"kenapa sih lo? Ponsel di banting-banting. Nanti kalau ponsel lo udah rusak mewek mewek" Davi mendengus kesal mendengar sindiran Dira yang sepenuhnya benar.
"gue kesel abis tau nggak?! Kenapa si Dion perannya harus mati sih?! Itu kan pemeran favorite gue! Dia baik, bahkan kenapa matinya harus menyedihkan? Huwaaaaaa gue nggak rela gak rela pokoknya" Dira dan Anin menatap datar Davi yang sibuk merengek. Mereka kira Davi kesal karena hal apa eh taunya malah cuman karena cerita wattpad fiksi belaka.
"alamak wae aing punye friend model tai macem ni?" Dira merotasikan bola matanya jengah dengan tingkah Davi.
"lo kalau ngomong bahasanya jan di campur dong, gue kira julukan play girl cuma berlaku untuk orangnya doang eh mulutnya juga ikutan play girl" sungut Anin.
"lo tahu kotoran kebo?" bukannya membalas ejekan dari Anin. Kini Dira mengajukan pertanyaan untuk Anin yang tak mengerti maksud Dira. Anin tanpa ragu menganggukkan kepala sebagai jawabannya.
"nah itu lo" ingin rasanya Anin ingin memasukan Dira ke karung beras lalu ia lempar ke pembuangan sampah terbesar di dunia. Bisa-bisanya dirinya yang cantik titisan IU penyanyi korea disamakan tai kebo.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVISA
Fiksi Remaja{ON GOING} Typoo bertebaran "lo punya mata nggak si?! Lo kira jalan gede gitu bisa se enaknya lo lewati tanpa toleh kiri kanan? Mata tuh di gunain jangan di buat pajangan doang!" Davi menutupi kegugupannya dengan mengomeli pria di depannya. "nggak" ...