Hallo semuanya
Bagi yang tanya-tanya
"Kapan up lagi kak?"
Dan ini jawaban untuk kalianSoo
Happy reading:*
•
•
•
•Sinar matahari yang begitu terik itu mampu membuat para pejalan kaki membelokan langkah kaki mereka menuju tempat yang cukup cocok untuk meneduh. Pancaran matahari kali ini sangat berefek pada manusia yang melakukan kegiatannya diluar ruangan.
Berbeda dengan orang diluar sana, seorang gadis setia berdiri di tengah lapangan dengan tangan membentuk hormat pada sang merah putih didepannya. Sudah satu setengah jam lamanya ia melakukan kegiatan itu tanpa gerak sedikitpun.
Bahkan seorang laki-laki yang sedari tadi duduk bersandar di bawah pohon itu jengah melihatnya. Tangannya gatal sekali ingin menyeret gadis itu untuk berhenti melakukan hukumannya, lagi pula guru terkiller disekolah yang kerap di panggil dengan sebutan tali rafiah itu juga sudah pergi.
“WOI UDAHAN JEMURNYA! MAU JADI MANUSIA BAKAR LO?”
Laki laki itu menghela nafas kasar saat tak mendapati respon apa-apa dari gadis itu. Tanpa banyak bicara lagi ia mendekati gadis itu dan memeluknya erat namun sang empu tetap terdiam tanpa membalas pelukan orang didepannya.
“udahan ya? Ini udah hampir dua jam lo berdiri di sini” ujar laki laki itu yang setia memeluk gadis didepannya.
“huft! Lo mau apa? Gue turutin apapun kemauan lo asal berhenti jadi orang asing okay?” laki laki itu melanjutkan ucapannya ketika tak mendapat jawaban dari sang lawan bicara.
Hingga ucapannya berhasil membuat gadis itu membalas pelukannya, dengan sabar Erlang membawa gadis didepannya berteduh di pinggir lapangan tanpa melepas pelukan mereka.
“lo kenapa hmm?” nada suaranya kini tak lagi terdengar cengengesan namun lebih mengarah pada kelembutan.
“harusnya gue yang tanya, lo kenapa tadi buat gue kesel? Tadi lo juga sok nggak kenal gue” gerutu gadis itu seraya menatap tajam Erlang. Tak lupa mereka melepas pelukan yang terlihat begitu mesra. Untungnya tidak ada orang yang melihat mereka.
Erlang yang ditatap seperti itu hanya bisa menggaruk tengkuknya dan terkekeh salah tingkah. “yaaa gue pengen kasih suprise lo kalau gue udah sekolah lagi”
Davisa berdecak sebal mendengar alasan Erlang “emang nggak ada cara lain apa?”
“gue punya cara sendiri baby” balas Erlang dengan kedipan mata yang mampu menarik banyak wanita diluar sana, tapi sayangnya Davisa berbeda. IYA BERBEDA! Bukannya Erlang mendapat senyuman balik malah mendapat tabokan keras di mulutnya.
“jijik tahu nggak?!”
Erlang hanya bisa tersenyum hambar, sabar adalah sifat yang mulia dan Erlang sedang melakukan itu, sekalian supaya bisa dapet pahala. Sifat kasar Davisa memang melekat di dirinya tapi-
“i miss you so much”
Tuh kan baru juga mau di omongin kalau sebenarnya Davisa adalah orang yang begitu penyayang dan berhati lembut. Sifat kasarnya hanyalah skenario yang gadis itu buat sebagai topeng yang menutupi sifat aslinya. Erlang sangat tahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVISA
Teen Fiction{ON GOING} Typoo bertebaran "lo punya mata nggak si?! Lo kira jalan gede gitu bisa se enaknya lo lewati tanpa toleh kiri kanan? Mata tuh di gunain jangan di buat pajangan doang!" Davi menutupi kegugupannya dengan mengomeli pria di depannya. "nggak" ...