Assalamualaikum kawan-kawan
Dah up nich, ngeliat komentar kalian pada pengen next aku jadi gk tega huhu jadi seharian ini aku buat cerita.
Pasti nih yang suka sama cerita ini seneng banget aku update.
Ramein yuk vote, komen
•
•
•
•Hari ini adalah hari dimana pertandingan basket antara SMA Bunga Bangsa dengan SMA Wijaya. Pihak sekolah memutuskan untuk mengosongkan jam pelajaran pertama sampai dengan istirahat bagi para siswa agar dapat menonton pertandingan.
Hasil rundingan kedua pihak sekolah memutuskan untuk mengadakan pertandingan di SMA Bunga Bangsa. Sebab lapangan utama di sana cukup luas dengan kursi penonton yang bisa menampung banyak orang.
“anjay gurinjay anak Wijaya pada good looking, gue harus cantik nih" gumam Dira ketika gadis itu memasuki kawasan sekolah yang sudah ramai dengan kedatangan murid luar sekolah.
Gadis itu mengambil bedak yang selalu ia bawa di dalam tasnya dengan semangat yang menggebu-gebu.
“duh liptint gue kurang nih, nggak hot kalau gini" Dira kembali berbicara sendiri seraya mengoleskan liptint ke bibirnya.
Afif yang sedari tadi berada di belakang Dira melotot heran dengan kelakuan gadis itu. Awalnya saat baru datang ke sekolah Afif mendapati Dira berjalan memasuki gerbang sekolah, laki-laki itu mendekati Dira bermaksud menyapa tapi belum bibirnya memanggil Dira sudah berbicara sendiri membuat Afif mengurungkan niatnya.
“wah mulai gila nih anak" gumam Afif seraya menatap horor punggung kecil Dira.
Tiba-tiba Dira menghentikan langkahnya lalu berbalik badan membuat Afif memundurkan tubuhnya kaget.
“apa lo?” tanya Afif
Dira berjalan mendekati Afif lalu memegang kedua bahu cowok itu. Afif saja sampai terkejut dengan perilaku Dira yang cukup aneh hari ini.
Tanpa aba-aba Dira mendekatkan wajahnya pada Afif membuat laki-laki itu melotot, jantungnya sudah dag-dig-dug tak karuan.
“gue cantik gak? Bibir gue warnanya merah banget atau biasa? Rambut gue kusut gak? Gue wangi kan? Gue harus bener-bener perfect di depan para cogan jadi bilang sama gue apa yang kurang?” Dira memonyongkan bibirnya menunjukan kondisi bibir gadis itu yang sudah di olesi liptint, di tambah kedua tangannya menggoyang tubuh Afif untuk segera menjawab pertanyaan beruntunnya.
Afif yang semula di buat jantungan langsung menghela nafas, kepalanya sudah di buat pusing saja pada pagi hari ini. Afif mengusap wajah gadis itu lalu mendorong dahi Dira dengan telunjuknya agar menjauh dari tubuhnya.
“mau cari mangsa lagi lo? Udah berapa tuh simpanan lo?” tanya Afif sambil melanjutkan jalannya menuju kelas di ikuti Dira yang berjalan di samping laki-laki itu.
“hmm kalau nggak salah hitung ada sekitar dua puluh lima, gue putusin beberapa simpanan gue soalnya mereka ngerepotin banget tahu nggak" Dira berbicara dengan ekspresi kesal. Mengingat beberapa pacarnya meminta bertemu dan menghabiskan waktu seharian, sedangkan Dira hanya satu mana sanggup meladeni kemauan pacarnya.
Afif memutar bola matanya malas “kalau udah tahu ngerepotin kenapa masih pengen tambah stok selingkuhan? Selain nggak baik, mereka yang kemungkinan punya perasaan tulus sama lo pasti kecewa kalau mereka tahu lo cuma mainin perasaan mereka" Dira menghela nafas ketika lagi-lagi mendengar nasihat Afif tentang perselingkuhannya yang tak lazim ini, tapi Dira pasti akan menerima dan menghargai nasihat laki-laki itu. Dira bersyukur masih memiliki banyak teman yang perduli padanya dan selalu menuntun dirinya pada jalan yang benar meskipun cara mereka berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVISA
Teen Fiction{ON GOING} Typoo bertebaran "lo punya mata nggak si?! Lo kira jalan gede gitu bisa se enaknya lo lewati tanpa toleh kiri kanan? Mata tuh di gunain jangan di buat pajangan doang!" Davi menutupi kegugupannya dengan mengomeli pria di depannya. "nggak" ...