Author publis lagi nih ceritanya
Tenang aja ya teman teman aku nggak bakalan lama unpublisnya cuma beberapa menit mungkin setengah jam atau lebih? I dont know author nggak liat waktu heheheheHappy reading:)
Rerumput yang sengaja dirawat bergoyang kesana kemari akibat sapuan angin. Tak luput bunga lily dan kamboja bergerak mengikuti irama angin yang menerpa mereka.
Di sana duduklah seorang gadis dan wanita paruh baya yang memandang taman asri di depan mereka. Di taman belakang rumah yang sungguh luas dan menyejukan mampu membuat mereka nyaman belama-lama di sana.
"ada yang mau di bicarakan sayang?" wanita paruh baya itu mengangkat bicara menatap lembut gadis manis di sebelahnya.
"apa tidak ada yang mendonorkan mata untuk Aska?" Eka terdiam mendengar pertanyaan yang sangat menyakitkan untuk dirinya beserta keluarga kecilnya. Gadis manis itu tak lain dan tak Bukan adalah Davi
"sudah 3 bulan kami mencari pendonor mata, tapi kami tidak menemukan seorang pun" jelas Eka. Davi mengusap bahu Eka pelan, ia juga merasakan kesedihan itu saat mendengar nada putus asah Eka.
"tante yang sabar ya, pasti suatu saat nanti akan ada orang yang mau mendonorkan matanya untuk Aska. Saat ini tuhan sedang menguji tante dan juga om jadi kalian nggak boleh menyerah. Davi yakin kedepannya nanti kalian akan bahagia" Davi memeluk tubuh rapuh Eka, disaat-saat seperti ini ia menjadi ingat dengan bundanya. Nia adalah sosok ibu yang sangat kuat dan tegar, Davi sungguh bahagia dilahirkan dirahim bundanya.
"makasih Davi. Kamu memang nggak berubah dari dulu, ada saja kata yang membuat beban tante menjadi sedikit ringan. Kamu memang anak yang baik" Davi tersenyum mendengar segala pujian yang terlontar dari mulut Eka. Dirinya ini memang anak baik dan tidak sombong semua perilaku baik ada di dirinya jadi untuk para haters seperti Dira itu seharusnya menghilang di muka bumi ini saja.
"pasti saat ini kamu sedang memuji diri kamu sendiri dalam hati. Ya kan?" Davi terperanjat kaget mendengar Eka yang mengatakan hal yang sangat benar. Ia tidak tahu dengan orang sekitarnya ini bagaimana mereka tahu jika ia sedang memuji diri sendiri. Apakah mereka melihat dari ekspresi wajahnya? Memang bagaimana ekspresinya saat itu? Namun saat ini ia sedang berada di pelukan Eka lalu bagaimana dia tahu.
"siapa bilang? Davi itu mmm...lagi...lagi apa ya? Aduh tante, Davi tiba tiba lupa mau ngomong apa" Davi mengumpati dirinya sendiri saat ini. Kalau alasan yang ia berikan pada Eka tidak jelas seperti itu bisa bisa kedoknya terbuka kan.
"hahaha sudahlah tante sudah tahu tingkat ke pd an kamu yang segunung itu" Davi melototkan matanya. Aib nya sudah terbongkar di depan wanita yang selama ini ia sayangi setelah bundanya.
Davi melepaskan pelukannya pada Eka lalu terseyum tulus begitupun dengan Eka yang melemparkan senyum.
"gimana kabar bunda kamu?" tanya Eka sembari mengelus puncak kepala Davi.
"bunda baik kok, bunda tambah cantik loh tante. tapi lebih cantikan Davi" Eka terkekeh pelan mendengar perkataan Davi. Memang jika sedang bersama Davi kita harus mempersiapkan diri mendengar segala pujian untuk dirinya sendiri.
"iya tante percaya kok kalau kamu cantik, pasti kalau Aska lihat kamu langsung jatuh cinta" Davi merotasikan bola matanya saat mendengar nama orang yang sudah ia cap menjadi daftar hitam di benaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVISA
Fiksi Remaja{ON GOING} Typoo bertebaran "lo punya mata nggak si?! Lo kira jalan gede gitu bisa se enaknya lo lewati tanpa toleh kiri kanan? Mata tuh di gunain jangan di buat pajangan doang!" Davi menutupi kegugupannya dengan mengomeli pria di depannya. "nggak" ...