33. Di rumah

6.7K 297 2
                                    

Naura meletakkan piring kotor dan gelas pada westafel, tangannya yang santai tertuju pada spons pencuci piring dan mulai mencucinya.

Sebenarnya, ia sudah mulai kesulitan melakukan aktifitasnya karena perutnya yang semakin membesar, namun ia juga tak mau merepotkan Aksa.

Huufftt..

Aksa yang sedang terfokus dengan laptopnya menolehkan pandangan ke arah Naura,

"Kenapa sayang?"

"Gapapa mas, cuma begah aja. Cepet capek jadinya."

"Hmm, yaudah mulai besok jangan kerjain apa-apa ya, biar saya yang kerjakan. Kamu tinggal bilang aja harus apa."

"Ihh mana mungkin, nggak lah. Lagi pula mas kerja."

"Saya bisa kerjakan sepulang kerja."

"Udah nggausah mas. Nanti kalau aku perlu bantuan, aku minta tolong ke mas kok."

"Bener ya?"

"Iya, bener."

Tok tok tok..! Terdengar suara pintu di ketuk oleh seseorang.

"Biar saya yang buka." Aksa pun berjalan meninggalkan kamar.

"Nauraaaa...." seorang wanita parubaya masuk kedalam kamar.

"Bunda." mata Naura berbinar terbuka sempurna, senyumnya mengembang.

"Sayaaang.." Hesti memeluk Naura dan mengusap kepalanya.

"Bunda dateng sama siapa? Kok ngga bilang²?"

"Ah, itu sama papa kok. Iya bunda kan mau surprise." Naura nyengir.

Dibalik percakapan yang manis itu, ada seseorang yang memandang mereka dengan tatapan jengah.

"Bun." Aksa menghampiri bundanya dan mencium tangannya,

"Bunda lain kali kalo bertamu tuh salam dulu, basa-basi dulu." tegur Aksa merasa diabaikan.

"Ah bunda lagi males sama kamu."

"Bun," potong Aksa.

"Naura kan udah balik kesini, Naura juga udah maafin Aksa. Masa bunda engga." protesnya tak terima.

"Ya ya.. Bunda perlu pastikan dulu bagaimana Naura."

"Bunda, Naura gapapa kok, Naura udah baikan sama mas. Kemarin itu mas salah, tapi Naura juga salah paham."

"Tuh dengerin bun." pungkas Aksa.

"Ehh, kok malah jadi kamu yang menghakimi bunda. Suka² bunda dong mau gimana."

"Iyaa.. Iya.. Iya.. Bundaku yang cantik, Aksa minta maaf yaa udah buat bunda marah, Aksa janji, itu nggak akan terulang lagi."

"Hmm." jawab Hesti singkat.

"Paaa.." rengek Aksa manja, layaknya anak kecil.

"Iya iyaaa, bunda maafin, gitu aja langsung ngadu ke papa." sinis Hesti.

"Mas, kita nggak ada makanan buat bunda sama papa.."

"Ah iya, yaudah saya keluar dulu."

"Ngga usah, bunda kesini bawa banyak makanan kok buat kalian. Ayo kedepan dulu."

Mereka semua keluar dari kamar dan berkumpul di ruang tamu.
Mata Naura membulat terkejut melihat apa yang ada di mejanya sekarang.

"Bunda in--- ini, buat apa sebanyak ini?"

Rujak serut

Nasi padang

Asinan buah

Salad buah

Cumi bakar

Buko pandan

Jus mangga, alpukat..

"Bunda?????" Naura kesusahan menelan salivanya. Hesti tertawa menunjukkan senyum bahagianya.

"Gimana sayang, suka nggak? Ada yang kurang nggak?"

"Eng- engga bunda, cukup. Ini udah cukup banget, lebih dari cukup."

"Yaudah sayang, kalo gitu Naura mau makan yang mana?"

"Rujak bun" jawab Naura antusias, seketika pandangan matanya beralih kearah suaminya, ia takut Aksa tak mengizinkan dirinya memakan rujak itu.

Hesti yang menyadari maksud dan tatapan menantunya, segera membantah.

"Sudah, makan sayang. Gak usah dengerin Aksa untuk kali ini, makanlah apa yang pengin kamu makan. Bunda nggak mau ya cucu bunda ileran." tatapan Hesti menajam kearah Aksa, Aksa pun membalasnya dengan tatapan jengah tak percaya.

Naura melahap rujak itu sedikit demi sedikit sampai tak tersisa, berikutnya ia memakan nasi padang dan meminum jus mangganya.

Aksa dibuat tak percaya dengan pemandangan ini, "Ra, kamu kan.. Tadi abis makan."

"Aku laper mas."

What? Laper?

"Aksa, kamu itu harus ngertiin dong, ibu hamil itu cepat lapar tau nggak, mood makan nya beda². Kamu harus ngerti itu."

"I- iya bunda."

Aryo sedari tadi hanya diam sembari menonton siaran televisi dan memakan kue kering yang tersedia di meja kecil, disebelah sofa. Ia memang bukan tipe orang yang banyak bicara, tidak mau basa-basi, maka dari itu ia selalu tak menyahut ketika mertua dan menantu itu bertemu dan mengobrol.
Bukan tak suka pada Naura, namun ia tak suka 'Ngobrol area ibu²'.

***

Sepulangnya Hesti dan Aryo, Naura meringis kesusahan, ia mendudukkan diri diatas kasur dengam memegangi perutnya yang besar.

"Kenapa?"

"Kekenyangaann..." cengir Naura. Aksa menghela nafas

"Hmm, mangkanya lain kali jangan berlebihan kalau makan."

"Iya iya." bibir Naura merengut, membuat Aksa menjadi bersalah.

"Sayang, maksud saya lain kali makan lah secukupnya, ya."

"Kan dedeknya diperut yang pengen mas." rengeknya.

"Oh iya lupa, kan makan untuk porsi bertiga yahh." jawab Aksa, ia mendekatkan kepalanya di perut Naura, seolah sedang mendengarkan suara yang ada didalm perut.

"Wahh sayang, kata babytwins Rujaknya enak."

"Ih mas, apaan deh." Naura dan Aksa terkekeh geli.

"Sehat-sehat diperut mama ya sayang, papa sayang kalian."

Cup!

Aksa mengecup perut Naura.

"Good night baby." ucap Aksa mengakhiri kecupannya dan beralih menutupi tubuh Naura dengan selimut sebelum mereka tertidur.

Before You (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang