17. Happy b'day

6.1K 364 0
                                    

Naura duduk di kursi tengah, perjalanan mereka dimulai. Nugra mengantarkan Hasna terlebih dulu karena jarak rumahnya yang dekat dengan lokasi, kemudian Celline, dan terakhir adalah Naura.

"Pindah kursi depan aja Ra" ucap Nugra.

"Iya makasih mas, aku disini aja." jawab Naura datar. Nugra pun tak mau memaksanya.

Ia mengemudikan mobilnya dengan santai, sedari tadi, Nugra seolah ingin berbicara kepada Naura tetapi ia tahan. kini Naura tiba didepan rumahnya. Ia turun dari mobil dan melihat suaminya yang sedang membuka kunci pintu rumah.

Naura mengucapkan terimakasih, dan Nugra pun membunyikan klakson mobilnya untuk menyapa Aksa. Aksa hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.

"Mas baru pulang?" tanya Naura memecah keheningan.

"Iya, kerjaan baru selesai." jawab Aksa.

"Mas udah makan?"

"Udah, kamu?"

"Udah juga mas tadi."

"Yaudah saya mau mandi dulu."

"Iya." Naura merasa tidak enak dengan suaminya, pasalnya ia pulang diantar oleh laki-laki. Dan sikap Aksa pun ia rasa agak berbeda sedikit.

Selesai mandi, Aksa duduk diatas kasurnya yang empuk, ia memanggil istrinya untuk masuk, Naura pun masuk dan duduk disebelah suaminya.

"Boleh saya ngomong sesuatu?" tanya Aksa datar.

"Boleh."

"Saya nggak mau basa-basi, jujur aja saya nggak suka kamu pulang diantar sama laki-laki"

Deg

Jantung Naura berdebar, benar saja apa yang ia fikirkan tentang Aksa.

"Aku minta maaf soal itu mas, Tapi tadi gerimis, mau nggak mau aku ikut mobil mereka. Aku nggak sempat cari taxi, lagipula tadi ada Hasna sama Celline kok."

"Saya tau, apapun itu, ketika kamu sampai dirumah, kalian hanya berdua didalam mobil. Dan saya nggak suka."

"Maaf mas." wajah Naura tertunduk dan bibirnya bergetar, ia merasa seakan ingin menangis.

"Saya nggak marah kok, kamu nggak perlu nangis ya." ucap Aksa membelai rambut Naura. Wajahnya masih terdiam dibawah sana yang entah memandang apa

Aksa memeluk istrinya erat, "Maafin saya kalau cara bicara saya terkesan memarahi kamu Naura, tapi saya nggak bermaksud."

"Iya nggak apa² mas, emang salah Naura." jawabnya.

"Oh iya, tanggal 14 kita berangkat ke Enrekang ya." Aksa mencoba mengalihkan pembicaraan agar Naura tak merasa bersedih.

"Apa? Serius mas?" wajah Naura berubah menjadi girang hanya dalam beberapa detik mendengar ucapan itu.

Maklum, ayahnya pernah ditugaskan dinas di Makassar, Sulawesi selatan sebelum dipindahkan ke Jakarta, dan selama beberapa tahun ia ikut dengan ayahnya disana, ia merasa sangat senang, bahkan ia masih ingat bahasa ala makassar yang dulu sering ia gunakan ketika disana.

Naura sangat antusias, dengan budaya, bahasa, makanan, dan apapun yang berhubungan dengan sulawesi.

***

Naura terbangun dari tidurnya di tengah malam seperti ini, udara memang sangat panas sehingga tenggorokannya terasa haus. Ia bangun tetapi tak mendapati Aksara disampingnya.

Kemana mas Aksa malam² begini? Pikirnya dalam hati.

Ia berjalan menyusuri ruang tamu, tapi tak ada Aksa disana. Ia beralih ke ruang tv, kamar mandi, dapur, tetapi nihil Aksa tak berada disana.

Before You (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang