21. Pantai losari

4.9K 291 0
                                    

Naura merapikan pakaiannya di lemari, sementara Aksa sedang berada di kamar mandi. Ia sudah sampai di makassar sejak pukul 15:00, Aksa memesan penginapan di sebuah hotel dekat pantai losari.

Naura membuka jendela dan menghirup dalam-dalam udara disana. Dadanya berpacu, ia masih sangat merasakan bahagia dan sesak disana. Setidaknya ia sudah berlapang dada berusaha sekeras mungkin mengikhlaskan semua yang pernah terjadi.

Aksa memakai selembar handuk yang ia pakai diantara pinggang dan lututnya, kemudian mendekati Naura dan memegang pundaknya.

"Kamu ngelamun?" Suara besar itu mengejutkan Naura dari lamunannya.

"Eng-engga kok." Naura mengalihkan pandangannya pada handuk Aksa, ia memperhatikan detail tubuh atletis pria itu dengan perut kotak-kotak dan air yang membasahi dadanya sehabis mandi. Entah mengapa pikirannya menjadi konslet melihat dada sang suami. Ia segera membuang pikiran itu jauh-jauh dengan mengibaskan kepalanya.

"Ihh mas Aksa kebiasaan banget deh"

"Apa?"

"Itu." Naura menunjukkan maksudnya untuk memberitahu Aksa dengan memainkan matanya menuju handuk. Aksa pun melirik handuknya dan terkekeh.

"Gapapa, amal sama istri sendiri." ledek Aksa. Naura hanya tersenyum mendengar apa yang suaminya katakan.

"Mm mas, habis sholat maghrib kita ke bawah yuk, aku pengin ke pantai. Udah lama banget nggak kesini."

"Ayo. Yaudah kamu ambil wudhu kita sholat sama-sama." Naura mengangguk dan menuju kamar mandi. Mereka berdua sholat dengan khusyu didalam kamar hotelnya.

Setelah sholat. Naura mengambil tas selempangnya dan mengunci pintu kamar.
Mereka berdua turun dari hotel dan berjalan kaki sebentar menuju pantai.
Wajar saja mereka tak menaiki kendaraan, karena memang hotel yang dipilih Aksa persis menghadap depan dengan pantai.

Naura duduk di anjungan pantai losari, sementara Aksa diam-diam sedang memotret istrinya dengan candid.

"Bagus sayang." Aksa duduk disebelah Naura dan menunjukkan kameranya.

"Ih lucuu.. Makasih mas." Ia senang melihat hasil fotonya yang indah, dan ia pun menawarkan kepada suaminya untuk bergantian difoto.

"1..2..3 ckrek!"

Naura beberapa kali mengambil gambar dan kini kembali duduk.
Matanya memandangi air pantai yang tenang, senyumnya tersungging namun hatinya merasakan hal² yang aneh yang selalu meracuni pikirannya. Entah mengapa perasaan-perasaan itu muncul kembali dibenakknya, perasaan yang sudah ia kubur dalam² setelah ia melangkahkan kakinya untuk pulang ke jakarta.

"Ada eskrim, mau nggak?" tanya Aksa menyadarkannya dari tatapan kosong itu.

"Mauu, rasa strawberry ya mas."

"Siap"

Aksa terlihat berlari kecil mengejar penjual eskrim yang semakin menjauh dengan sepedanya, sepertinya penjual es itu tidak mendengar panggilan Aksa.

Terdengar suara langkah kaki mulai mendekati Naura, ia menoleh pandangannya dengan tersenyum bersiap menerima eskrim strawberry kesukaannya yang dibelikan oleh Aksa.

"Ini untuk tuan putriku tersayang." ucap Aksa sambil memberikan 5 buah eskrim strawberry kepada Naura.
Naura melotot melihat eskrim yang dibawa Aksa.

"Mas ngapain beli banyak banget? Ya ampun, 1 aja udah cukup mas."

"Gapapa, biar kamu kenyang." Senyum Naura pun terlihat disudut bibirnya, ia dengan senang hati menerima 5 eskrim itu. Naura dengan serakahnya membuka 3 batang eskrim sekaligus dan menyisakan 2 eskrim yang ia letakka disamping ia duduk.

Ia memakan 3 eskrim itu sekaligus dengan wajah yang super belepotan, Aksa tertawa melihat tingkah istrinya yang seperti anak kecil.

"Kenyang." ucap Naura nyengir

"Masih ada 2, habiskan."

"Hah? Mas aku udah makan 3 loh, mas cuma 1. Bisa-bisanya aku harus abisin 2 lagi" Naura protes

"Yaudah kamu bawa aja, sambil kita keliling yuk ke masjid apung."

"Ayo." Aksa memegang tangan Naura dan mengaitkannya pada pergelangan tangan sebelah kanannya, Naura pun tanpa ragu menggandeng tangan kekar Aksa.

Naura melamun melihat seorang gadis kecil berlarian dengan gontai, sepertinya usianya baru 2th, gadis itu berlarian kesana kemari dan lewat didepan Naura.

"Hei.." Naura memegang sekelibat tangan kecil itu yang kini masih sibuk berlarian.
Ibu dari anak tersebut tersenyun dan Naura pun membalasnya.

"Berapa tahun usianya mba?" tanya Naura.

"20 bulan, 4 bulan lagi genap 2tahun." balasnya ramah. Naura mengangguk dan tersenyum

"Hei sayang, sini sini sini, tante punya eskrim.. Kamu mau?" Naura menghampiri gadis kecil itu dan berjongkok didepannya dengan memperlihatkan eskrim yang ia bawa. Sepertinya gadis itu tertarik, matanya melihat ke arah ibu dan ayahnya sementara tangannya meraih 1 eskrim ditangan Naura.

"Bilang apa kalau dikasih?" ucap sang Ibu.

"Makasih." jawabnya lembut.

"Kamu mau buka nggak? Tante suapin ya." tawar Naura. Gadis itu pun mengangguk

"Mba, boleh saya suapin eskrim ngga?"

"Boleh kok, dia sering makan eskrim, saya susah mau melarangnya."

"Ooh, nggak apa-apa ya mba."

"Iya nggak apa-apa kasih aja." Naura memangku anak tersebut dipahanya, sementara tangannya sibuk menyuapi gadis kecil itu.

"A.. Ayo A.. Aemmm.. Pinter kamu ya."

"Lagi lagi lagi, Ammm.. Pinter sayang." Aksa yang sedari tadi duduk disamping istrinya hanya melihat dengan senyuman apa yang dilakukan istrinya dengan anak kecil itu. Naura terlihat begitu telaten mengurus anak kecil dan menyuapinya. Sesekali tangannya menyeka bekas eskrim yang belepotan menggunakan tissu.

"Dah.. Abis.. Alhamdu---lillah.."Naura menurunkan gadis itu ke bawah dan mengusap pipinya.

"Nama kamu siapa? Nama tante, Naura."

"Una." jawab gadis kecil itu menggemaskan.

"Luna?" ia pun mengangguk. Naura tersenyum dan tak berhenti mengusap pioi gadis itu atau sekedar memegang rambutnya yang pendek sebahu.

"Luna, tante pulang dulu yaa ini sudah malam, semoga kapan² kita bisa ketemu lagi, oke?" Luna hanya mengangguk dengan ucapan Naura, Naura dan Aksa berpamitan kepada Luna dan kedua orang tuanya. Mereka kembali ke hotel dengan merebahkan tubuhnya di kasur.

"Gerah, aku mandi dulu ya mas."

"He'em" balas Aksa.

20 menit berlalu, Naura tak kunjung keluar dari kamar mandi, sedang apa kiranya dia didalam kamar mandi selama itu. Aksa bergerak mengetuk pintu kamar mandi.

"Naura..! Ra.."

"Iya mas." teriakan itu membuat Aksa sedikit lega, ia sempat berfikir bahwa Naura pingsan didalam kamar mandi.

Naura keluar menggunakan kimononya, "Ada apa mas?"

"Ada apa? Kamu 20 menit di kamar mandi Ra, ngapain aja kamu?"

Naura menggaruk-garuk belakang lehernya dan menyeringai. "Emm, aku berendam. Di bathtub."

"Ooh.. Saya kira kamu pingsan didalam." Naura hanya nyengir memperlihatkan sederet gigi putihnya mendengarkan jawaban Aksa barusan.

Aksa masuk kedalam kamar mandi sementara Naura merapikan diri dengan baju tidurnya kemudian meluruskan badannya yang pegal diatas kasur empuk itu.

Before You (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang