12. Flashback

5.7K 354 0
                                    

Naura berdiri didepan kalender dan mencoret setiap 1 hari yang sudah terlewati.
Rasanya hampir tidak percaya, pernikahannya hanya tinggal menghitung hari saja, setelah berjuang dengan tumpukan berkas-berkas pengajuan nikah yang membuatnya cukup pusing, kini ia merasa lega sudah berhasil melewati semuanya.

"Lagi ngapain dek?" sapa Dian yang baru masuk kedalam kamarnya.

"Eh mama, lagi ngitung hari ma, hehe."

"Hmmm yang mau nikah, udah nggak sabar banget kayaknya ya?" Goda Dian pada putrinya.

"Engga kok ma, enggak gitu. Naura kayak ngerasa lega aja gitu, kayak ada perasaan seneng tersendiri."

"Mama kira kamu udah nggak sabar pengin cepet2 pindah dari rumah ini." raut wajahnya berubah menjadi sedih

"Mamaa.. Kok mama gitu ngomongnya" Naura terbawa suasana

"Gpapa sayang, mama seneng kok kamu udh mau nikah, kamu udah temuin orang yang tepat buat kamu, yang insyaaAllah baik, bisa menjaga kamu, mama seneng kok. Tapi disisi lain mama juga sedih nanti kamu harus pindah dari sini, kamu harus tinggal sama suami kamu, nanti mama kesepian dirumah." Mata Dian mulai berkaca-kaca.

"Mama, biarpun nanti Naura udah nikah, Naura pasti akan sering2 main kesini kok, Naura janji, mama jangan sedih.."

"Iya sayang." ucapnya sambil membelai rambut putrinya.
Dian tersenyum tipis dan mencoba menyembunyikan kesedihannya, bagaimana tidak, ini pertama kalinya ia melepaskan seorang dari anaknya untuk menikah, ia merasakan bahagia dan sedih secara bersamaan.

***

"Naura.. Turun dek, ada Aksa dibawah nunggu kamu."

"Iya ma sebentar." Naura turun dengan berlari dan melihat sekelilingnya.

"Dimana mas Aksa ma?"

"Diteras rumah, tadi mama suruh tunggu didalem tapi nggak mau."

Naura berlari kecil menuju teras rumah, didapatinya seorang laki-laki berbaju loreng dengan lengan baju yang digulung sampai atas siku, yang memperlihatkan tangan kekar dan membuat badan gagahnya semakin mempesona.

Sejenak ia terdiam dalam pandangannya dan memfokuskannya pada keindahan dihadapannya itu.

Woah, takjubnya dalam hati.

"Mas Aksa ada apa pagi-pagi kesini?" tanya Naura dengan menatap wajah tampan Aksa.

"Nggak papa, saya cuma mau kasih ini ke kamu." Aksa menyodorkan sebuah buket bunga berukuran kecil dan kotak berwarna kuning dengan pita keemasan.

"Ini apa?"

"Buat kamu. Saya pamit ya, mau berangkat kerja."

"Ooh, iya mas. Makasih ya." ucap Naura tersenyum.

"Sama-sama." Aksa berjalan memasuki mobil dan melambaikan tangannya.

Naura kembali duduk di kursi yang ada di teras, ia membuka kotak berwarna kuning tadi,

"Coklat?" pipinya merona merah, ia mengambil kertas yang ada didalamnya, "Semangat untuk 1 minggu kedepan Naura." Ahh gadis itu dibuat mabuk cinta oleh Aksara, ia tertawa kecil memegangi hadiahnya itu.

Before You (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang