27. Wejangan

5.3K 284 0
                                    

Siang hari, Aksa mengajak Naura ke supermarket untuk membeli buah-buahan, sayuran, susu hamil dan juga keperluan ibu hamil lainnya.
Naura melihat-lihat kanan kirinya, barang apa yang akan dibutuhkan, sementara Aksa sibuk mendorong troli.
Naura lalu memasukkan 2 dus susu hamil kedalam keranjang, beberapa buah-buahan, dan juga makanan ringan lain.

"Sayang kamu ambil chitato,doritoz, sama taro banyak banget.."

"Kan buat jaga-jaga takutnya aku mual mas."

"Tapi ngga boleh kebanyakan juga sayang, kan Aksa junior juga perlu asupan yang sehat."

"Yaudah deh." Naura merengut, kemudian meletakkan kembali chiki-chiki itu kedalam tempatnya dan melengos jalan begitu saja.

"Sayang, jangan ngambek dong.. Iya iya, boleh makan chiki. Yaudah kamu ambil lagi yah yang tadi." Naura melirik sinis,

"Saya serius, ambil aja ngga papa, saya ngga mau nanti gara² mommy nya bete, terus Aksa junior jadi ikutan bete sama papanya." jujur Aksa.

Naura tersenyum lebar merapatkan giginya kemudian mengambil chiki yang tadi sudah ia letakan.

"Tapi makannya jangan langsung banyak ya, sedikit² aja. Okey?"

"Siap kapten!"

Jam menunjukkan pukul 17:00, Aksa dan Naura masih terjebak macet dijalan. Mereka berniat pergi kerumah Dian untuk pertemuan keluarga, hanya sekedar berkumpul saja memberitahukan kabar baik ini, tentunya dengan keluarga dari Aksa.

Dirumah itu, sudah ada Hesti, Aryo, Andi, dan juga istrinya, Zaskia.

Naura dan Aksa masuk kedalam rumah dan menyalami mereka semua.

"Mama Naura dimana bun?"

"Disini sayang." Jawab Dian yang datang dari arah dapur membawa minuman di nampan, dan juga Ryan yang mengekor dibelakangnya membawa beberapa toples kue kering, sementara Samsudin sedang menyiapkan brownies untuk diletakkan diatas piring.

"Mama, mas Ryan, papa. Kok kalian yang nyiapin semua?"
Naura mencium tangan Dian dan Samsudin bergantian setelah mereka meletakkan makanan dimeja.

"Si bibi pulang kampung, udah 2 hari. Jadi mama siapin apa² sendiri aja."

"Oalah.."

Aksa mendekati Samsudin dan bersalaman. "Gimana kabarnya Yah?"

"Alhamdulillah.. Sehat.. Sehat, kami semua sehat. Ayo duduk." Samsudin kemudian merangkul Aksa untuk duduk dikursi.

"Gimana, coba ceritakan perkembangan kehamilan Naura."

"Mm alhamdulillah sehat² aja Yah janinnya, Naura disuruh dokter banyak makan sayur, buah²an sama susu."

"Ya, bagus itu. Dulu waktu mamanya hamil juga konsumsi itu semua biar ibu dan janin selalu sehat." ujar Samsudin.

"Iya Yah."

"Terus, bayinya cowok/cewek Sa?" tanya Andi yang duduk diseberang Aksa.

"Belum bisa diketahui jenis kelaminnya mas, masih terlalu kecil. Nanti sekitar 17minggu baru bisa tau jenis kelamin." jelas Aksa.

"Ooh 2 bulan lagi berarti yahh."

"Iya mas."

"Semoga sehat² terus ya Naura, dijaga baik-baik ya dek." tambah Zaskia.

"Aamiin.. Makasih mbak." Zaskia pun tersenyum.

"Semoga kalo anaknya cowok, gantengnya kaya uncle nya." Ryan nyeletuk

"Ehhhh, kaya papanya dong.. Masa kaya uncle nya." protes Naura.

"Hehehe ya kaya papanya, tp kaya uncle juga dong sedikiit, masa ga kebagian si." jawab Ryan nyengir tanpa dosa.

Semua orang pun terkekeh mendengar jawabannya.

"Mangkanya.. Buru-buru deh nikah, sama Siska." ucap Dian.

"Maa..." Dian menahan tawanya.

"Nanti kalau keponakan aku lahir, pokonya mau aku ajak jalan² , aku ajak main, aku beliin mainan deh pokonya."

"Wiiiii.. Makaaaasih uncle Ryan.."

Perbincangan pun berlangsung sampai malam, Hesti dan Dian memberikan banyak wajangan untuk Naura dan Aksa dalam menjaga kandungannya agar hati-hati.
Sementara jam menunjukkan pukul 21:20, Aksa berpamitan pulang agar Naura bisa beristirahat.

Before You (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang