2 Bulan berlalu.... 🍃🍃
"Kapten!!"
Aksa menoleh kearah sumber suara.
"Bu Vika, ada apa?" Sebenarnya Vika belum terlalu tua untuk dipanggil 'Bu' namun karena Aksa menghargainya sebagai persit disana dan istri dari Sertu Fandi rekannya.
"Mbak Naura tadi mules-mules, ketubannya sudah pecah duluan, sepertinya sudah mau melahirkan."
"Apa? Dimana istri saya?" tanya Aksa panik.
"Maaf tadi mbak Naura diantar oleh suami saya dan Sertu Andi beserta istri."
"Lalu, bu Vika?"
"Saya disuruh menunggu kapten." jujur Vika.
"Yasudah, Ayo naik ke mobil saya."
Mobil Aksa melaju membelah jalanan ibu kota, sepanjang perjalanan, ia sibuk menelepon satu demi satu keluarganya dan juga keluarga Naura untuk memberitahukan berita ini.
Aksa berjalan setengah berlari dilorong rumah sakit, ia tak peduli baju lorengnya menjadi tontonan banyak orang, lebih tepatnya wajah gantengnya yang dipadu dengan baju loreng, membuat orang yang berlalu-lalang memperhatikannya.
"Suster, dimana pasien atas nama Naura syifa pangestika? Saya suaminya."
"Tunggu sebentar ya pak," suster itu terlihat sedang mengecek data pasien.
"Pasien atas nama Naura syifa sedang di IGD pak, kemungkinan akan segera dilakukan tindakan operasi."
"Terimakasih."
Aksa berjalan cepat menyusuri koridor, ia membaca nametag IGD diujung koridor.
"Kapten!" sapa Fandi yang berada di kursi tunggu. Ia bersama sertu Andi dan istrinya, Devi.
"Fandi, bagaimana istri saya?"
"Sedang dilakukan operasinya capt, mungkin sebentar lagi selesai."
Terdengar riuh suara tangisan bayi dari dalam ruangan, Aksa mendadak lega, jantungnya berdegup dam raut wajahnya penuh haru.
"Mohon maaf, keluarga dari ibu Naura?" tanya seorang dokter yang baru saja membuka pintu.
"Saya suaminya dok."
"Selamat pak, anak anda sudah lahir. Sehat dan selamat tanpa kurang suatu apapun."
Alhamdulillah... Tiba² air mata Aksa menetes tatkala mendengar ucapan sang dokter.
"Silakan ganti pakaian dulu pak,"
Aksa diantar seorang suster untuk berganti pakaian hijau ala Rumah sakit dan memakai penutup kepala.
"Silakan pak, diperbolehkan masuk untuk mengadzankan bayinya."
Aksa buru-buru masuk kedalam ruangan operasi, beberapa dokter masih sibuk menjahit luka caesar diperut Naura, sementara ia mengadzankan kedua bayi kembarnya itu. Setelah selesai, Aksa menyempatkan diri melihat kearah wajah Naura, dilihatnya sang istri sedang tersenyum membuat hatinya lega.
Ia pun keluar dari ruang operasi.Kedua rekannya, Sertu Fandi dan sertu Andi, berjabat tangan dan memeluk, seraya memberikan selamat atas kelahiran anaknya, begitupun dengan Vika dan Devi, yang juga memberikan selamat.
"Aksa!"
"Mama, Ayah,"
"Bagaimana keadaan Naura?"
"Alhamdulillah bayinya sudah lahir, sudah saya adzankan. Sebentar lagi Naura akan dipindah ke ruang rawat inap."
"Alhamdulillah.. Puji syukur ya Allah."
Dian memeluk Samsudin erat, tak terasa airmata itu menetes begitu saja, apalagi mendengar suara tangis bayi didalam ruangan itu, yang mana adalah cucunya.Tak lama setelah operasi selesai, Naura dipindahkam ke ruang rawat inap, namun sekarang ia masih tertidur, sementara semua keluarga berkumpul didalam ruangannya, maklum saja, Aksa sengaja memilih fasilitas kamar yang VVIP sehingga keluarga mereka bisa bebas beristirahat sambil menemani Naura.
Disisi lain, Sertu Fandi, Andi dan juga para istri mereka pamit untuk pulang karena hari sudah mulai sore, sementara Aksa mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka karena sudah siaga membawa Naura ke Rumah sakit.
"Mas.." terdengar lirih suara Naura, Aksa bergegas bangun dari duduknya dan menghampiri istrinya.
"Kenapa sayang?"
"Dingin" ucap Naura lemah, wajar saja, setelah menjalani operasi caesar, tubuh Naura memang masih menggigil hebat. Aksa lalu menaikkan selimut untuk menutupi tubuh Naura.
"Untuk bergerak, sakit?"
"Banget.."
"Tapi nggak apa² kok. Aku kan kuat, seperti mas." Aksa tersenyum.
"Mau minum?" tawarnya, Naura mengangguk. Aksa mengambilkan air mineral yang ada di atas meja kemudian Naura meneguknya perlahan-lahan.
"Lapar?" Naura kembali mengangguk.
"Suster cuma kasih ini, karena kamu baru selesai operasi. Jadi jangan makan yang macam-macam dulu ya." ucap Aksa sambil membawa bubur di sebuah mangkuk.
"Iya mas. Suapin ya."
"Iya." Aksa mulai menyuapi Naura dan mereka sibuk dengan kegiatan makan nya.
"Oh ya mas, anak kita dimana?"
"Nanti setelah dimandikan, akan dibawa kesini sama suster." Naura mengangguk mengerti.
***
Setelah suster mengantarkan kedua anaknya, Naura mulai menyusui mereka satu persatu, maklum saja anak pertama, jadi Naura masih tak terbiasa untuk tandem nursing.
"Siapa namanya sayang?" tanya Hesti.
"Zayn dan Zoya, bunda."
"MaasyaAllah, bagus sekali namanya, semoga menjadi anak yang shaleh dn shalehah.."
Aamiin..
Disaat Naura sedang mencoba menyusui Zayn, kedua orangtuanya (mama dan bundanya) malah sibuk memperebutkan Zoya, entah apa yang ada difikiran mereka saat itu.
"Ra, boleh kan Zoya ditinggal sama bunda aja? Bunda kesepian tau."
"Nggak bisa gitu dong mbak, kalau mbak mau bawa Zoya nanti aku bawa Zayn kalo gitu."
"Yaudah sana bawa, jadi kita impas."
Naura dan Aksa saling berpandangan heran, Samsudin dan Aryo pun turut bicara.
"Ma, udah dong ngga boleh gitu."
"Ayah, mama kan pengin ditemenin sama cucu, rumah kita udah terlalu sepi semenjak Naura menikah."
"Iya, tapikan itu anak Naura, mereka bisa kok kapan aja main kerumah kita."
"Kamu juga Bun, udahlah, kasih anaknya ke Aksa. Masa mereka yang punya anak, kamu yang mau menghakimi hak milik."
"Ya biarin aja, kan mereka bisa bikin lagi." ucap Hesti nyeletuk. Naura membelalak mendengar ucapan Hesti, bagaimana bisa mertuanya berfikiran seperti itu, sedangkan luka jahitan diperutnya saja masih baru dan sangat sakit.
Sedangkan Aksa? Dia malah menyeringai tersenyum menggoda Naura, yang dibalas tatapan tajam dari sang istri."Jangan berani-berani." pungkas Naura. Aksa pun menunjukan senyum khas cengirannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You (BELUM REVISI)
RomanceHighest Rank : # 1 on Captain (13/01/2021) # 4 on Aksara (04/06/2021) # 4 on TNI (17/06/2021) # 1 on Makassar (15/07/2021) # 1 on Kapten (22/09/2021) # 2 on Wedding (04/01/2022) # 1 on Makassar (14/06/2023)