50. End

467 20 90
                                        

5 tahun kemudian...

"Veer... Aaraya... Bangun..!"

Merasa tidak ada sahutan, Kavya bergegas menuju kamarnya tempat putri serta suaminya tidur.

Tanpa aba-aba Kavya menyibak gulungan selimut berisi dua manusia yang masih pulas itu.

Kavya geleng-geleng, anak dan suaminya memang sangat kompak soal urusan tidur. Selalu begadang, dan keesokannya sulit dibangunkan. Menyebalkan.

"Veer.. Aaraya.. Bangun, sudah pagi," panggil Kavya sehalus mungkin sambil menepuk-nepuk lengan keduanya.

"Maa, 5 menit lagi," rengek Aaraya dengan mata terpejam.

"Begitu, ya? Baiklah, jangan salahkan Mama jika turun hujan es kurang dari 5 detik lagi disini."

Aaraya langsung melompat bangun dengan mata melotot.

"Tidak tidak, Ma, jangan siram aku, air es sangat dingin, nanti aku kedinginan. Siram saja papa, papa anti dingin," ucap Aaraya dengan gaya bicara khas-nya yang dramatis.

"Papa, bangun, atau Papa akan tenggelam hujan es nanti," bisik Aaraya tepat di telinga Veer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa, bangun, atau Papa akan tenggelam hujan es nanti," bisik Aaraya tepat di telinga Veer.

"Nak, di Mumbai tidak ada hujan es," balas Veer tanpa berminat membuka matanya.

"Biarkan papamu. Ayo, kau mandi dulu," Kavya membantu Aaraya bangun dan menggendongnya ke kamar mandi.

"Ma, nanti kita jadi ke bioskop, kan? Kita nonton filmnya Alia Bhatt, kan? Iya, kan?" tanya Aaraya antusias.

"Tidak, Nak, hari ini Mama sibuk sekali. Lain kali, ya? Kau bisa nonton di rumah, nanti minta kak Ayan carikan filmnya," ujar Kavya.

Aaraya mendesah kecewa. Sibuk, kata yang sangat Aaraya benci. Semenjak Kavya kembali bekerja 2 tahun lalu, ia selalu dititipkan ke rumah kakek dan neneknya selama seharian, dan baru dijemput malamnya saat kedua orangtuanya pulang dari kantor dan rumah sakit.

Selesai dengan acara memandikan Aaraya, Kavya kembali ke kamar untuk membangunkan Veer, kemudian sarapan bersama.

---

Bersama boneka beruang putih-nya, Aaraya berjalan mengikuti kedua orang tuanya ke mobil.

Aaraya yang biasanya sangat cerewet memilih diam saja, anak kecil itu tengah memikirkan cara agar sehari saja orang tuanya berhenti sibuk.

"Nak, kau baik-baik ya disini, jangan nakal, turuti ucapan nenek," pesan Veer.

"Mama janji akan membawamu ke bioskop saat tidak sibuk nanti," ucap Kavya.

Keduanya lalu mengarahkan pipinya untuk dicium bergantian oleh Aaraya. Selanjutnya mereka membiarkan Aaraya masuk sendirian ke kediaman Malhotra, selain sudah berada di depan gerbang, mereka juga harus bergegas.

MUSHKIL PYAAR (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang