"Aaaaa!!" teriak Kavya sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan saat sebuah mobil tiba-tiba muncul di hadapannya.Ciiiitttt
Mobil itu berhenti tepat di dekat kaki Kavya, hanya berjarak beberapa centi saja.
Kavya perlahan membuka matanya, memastikan dirinya masih bisa membuka mata. Dia melihat mobil yang hampir menabraknya berhenti tepat di depannya. Kaki Kavya rasanya kaku, sangat sulit digerakkan, padahal para penjahat itu sudah semakin dekat dengannya. Dan dia hanya bisa berdiri di situ dengan nafas tak teratur, lelah berlari ditambah terkejut karena hampir tertabrak.
"Kavya?"
Merasakan namanya disebut dengan suara yang sangat tak asing membuatnya menoleh, seseorang yang ia hindari namun sangat dirindukannya berdiri di samping mobil yang hampir menabraknya tadi.
"Kavyaa ... " Orang itu langsung memeluk erat Kavya, mendekapnya penuh kerinduan serta rasa takut akan kehilangannya.
Ya, dia Veer. Veer yang hampir menabrak Kavya.
"Hey, siapa kau berani memeluknya?"
Veer melepas pelukannya, tubuhnya memutar ke arah sumber suara. Para penjahat yang matanya sudah sembuh itu berjalan ke arahnya.
"Lepaskan gadis itu, atau kami akan membunuhmu!" ancam mereka.
Veer menarik sudut bibirnya—tersenyum mengejek ketiga manusia dengan sebutan 'penjahat' itu.
"Kenapa? Aku suaminya, kau berani mengganggu istriku, hm?" tantang Veer sambil mendekat.
"Suami?" Ketiganya saling pandang, lalu terbahak secara bersamaan.
"Hey Tuan, kalau kau suaminya, lalu mengapa biarkan istrimu berkeliaran malam-malam begini? Apa kau selingkuh sampai istrimu yang cantik ini melarikan diri, ha?" ucap salah satu dari mereka dengan tentu diiringi gelak tawa yang lainnya.
"Hey, pria kaya sepertinya memang begitu, mana bisa mereka bertahan hanya dengan satu wanita, walaupun wanitanya sudah sangat cantik," celetuk yang lainnya.
BUGH
Veer meninju wajah orang itu sampai jatuh tersungkur. Dan kedua temannya tentu tidak tinggal diam. Mereka bersiap membalas Veer dengan serangannya masing-masing.
Namun Veer bukan lawan yang remeh, kedua penjahat dengan tubuh gempal yang lebih besar dari Veer itu mampu dirobohkan dengan kedua tangan milik Veer saat Veer menahan pukulan mereka.
Ketiganya memandang Veer yang seolah bertanya 'ada apa', bangkit satu persatu untuk membalas Veer.
Si kurus kumis tebal mendekat, Veer menyambutnya dengan pukulan bertubi pada perut, yang mengakibatkan si kurus itu ambruk.
Si tinggi besar menyerang Veer dari belakang, Veer dengan gesit mengelak dan menarik tangan pria itu lalu menjatuhkannya dengan keras ke tanah.
Tinggal si pendek yang berlari hendak menendang Veer, tapi Veer lebiu dulu menendangnya membuat pria itu jatuh dengan wajah terlebih dahulu mencium aspal.
Ketiganya terduduk di tanah, pandangannya penuh kebencian pada Veer.
"Kenapa menatapku begitu? Aku tahu aku sangat tampan," kata Veer sambil mengusap rambutnya yang basah karena keringat.
"Tidak mau pergi? Mau kupanggilkan polisi yang nanti akan mengakhiri karirmu sebagai penjahat?"
Ketiganya bangkit sambil memegangi bagian tubuh yang sakit, berjalan tertatih meninggalkan Veer sambil sesekali menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSHKIL PYAAR (End)
Romansa----- Sungguh aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menikah dengan pria lain jika aku sendiri sudah punya seorang kekasih? Sepenuh hati dan jiwaku hanya untuknya, lalu kenapa hal konyol bernama 'perjodohan' harus datang menghampiriku lalu mengganggu...