Sudah satu minggu Kavya berada di rumah. Semua orang tidak mengizinkannya pergi bekerja dulu, terlebih ibu dan ibu mertuanya. Begitu mendengar putri semata wayangnya tengah mengandung, ayah dan ibu Kavya langsung datang ke rumah Malhotra dan tinggal beberapa hari disana.Pekerjaan Kavya selama satu minggu ini hanyalah istirahat, duduk dan makan, sesekali keluar rumah mencari angin dan sinar matahari pagi lalu tidur. Padahal Kavya sama sekali tidak mengalami morning sick yang biasa dialami ibu hamil, tapi keluarganya sama sekali tidak mengizinkannya pergi bekerja.
Dan malam ini, Veer datang ke kamar dengan membawa nampan berisi makanan, segelas air putih, susu, dan buah untuk Kavya. Kavya merajuk, saat ia ikut makan bersama, maka orang-orang akan memberinya banyak sekali makanan, yang berakibat membuatnya mual.
"Sayang, makan dulu. Lihat, tidak banyak yang ku bawa." ujar Veer.
Veer lalu mengambil tempat duduk disisi tempat tidur, mulai menyendokkan makanan untuk Kavya.
"Apa itu?" tanya Kavya yang hanya melirik makanan itu dari kejauhan.
"Makanan, apa lagi?" jawab Veer.
"Aku tahu, Veer. Tapi makanan apa?" akhirnya Kavya mendekat dan melihat makanan yang Veer bawakan untuknya.
"Kari? Ah tidak tidak tidak! Aku tidak mau!" Kavya kembali menjauhkan dirinya sambil menutup mulut.
"Kenapa? Ini enak sekali, ibu yang membuatnya." Veer memasukkan sendokan makanan itu ke mulutnya sendiri.
"Ya sudah, makan saja sendiri. Anakmu akan ikut kenyang saat kau kenyang." ketus Kavya.
"Hei Kavya sayang, jangan begitu. Kau yang mengandung, jadi kau yang harus makan. Sekarang katakan, kau mau makan apa?" tanya Veer sambil meletakkan nampan itu.
"Veer, aku tidak mau makan. Kau sudah kenyang, kan? Itu sebabnya aku ikut kenyang. Sudahlah, pergi sana dan biarkan aku tidur." Kavya membaringkan tubuhnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut lalu meringkuk membelakangi Veer.
"Kavya, paling tidak minum dulu susunya. Aku bisa saja menghabiskan makanan ini, tapi aku tidak mau minum susu ibu hamil. Bagaimana kalau aku nanti hamil juga." oceh Veer.
"Veer, bisa diam tidak? Pergi dan jangan ganggu aku! " teriak Kavya dibalik selimutnya.
Veer hanya bisa menghela nafas pasrah, Kavya jadi semakin galak minggu-minggu ini.
Veer keluar dengan nampan utuh yang dibawanya, lalu ia letakkan begitu saja di meja makan dan pergi halaman menemui ayah, ayah mertua, dan adik-adiknya yang berkumpul disana.
Dengan langkah lesu Veer menghampiri mereka,
"Hei, kakak. Kau disini? Apa kakak ipar mengusirmu lagi?" goda Muskaan.
"Diam kau, Kavya tidak mau makan dan memintaku untuk tidak mengganggunya." cerita Veer, disambut gelak tawa para pria itu.
"Dulu, saat ibu Kavya mengandung Kavya juga begitu. Sembilan bulan aku tidak diizinkan masuk ke kamar, Veer." cerita ayah Kavya, tn. Shakti mengenang masa lalunya.
"Ayah mertua, tolong jangan katakan itu. Jika Kavya mengusirku juga, lalu aku akan tidur dimana?" balas Veer.
"Hei kakak, kan ada kami. Kamar kami akan selalu terbuka untukmu." sahut Sohail.
"Diam, kau!" kesal Veer.
Veer lalu mengambil tempat duduk didekat ayahnya.
"Hei, itu biasa terjadi. Nanti Kavya juga akan mencarimu." ucap ayahnya sambil menepuk punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSHKIL PYAAR (End)
Romance----- Sungguh aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menikah dengan pria lain jika aku sendiri sudah punya seorang kekasih? Sepenuh hati dan jiwaku hanya untuknya, lalu kenapa hal konyol bernama 'perjodohan' harus datang menghampiriku lalu mengganggu...