"Kau..?"
Dua orang pria yang tak lain adalah Veer dan Abhi itu masuk. Veer menghampiri Kavya, sedang Abhi langsung memeluk Ananya penuh kekhawatiran.
"Kau baik-baik saja? Tidak ada yang sakit? Tidak ada yang luka?" tanyanya sembari melihat tubuh Ananya dari bawah hingga ke atas.
Ananya menggeleng dan tersenyum. "Aku baik-baik saja, Abhi, seperti yang kau lihat."
Sementara Veer masih terdiam, sepertinya pria itu belum mengerti apa yang terjadi.
"Kau tidak berniat memeluk putri gendutmu itu, Tuan Malhotra?" tanya Siya.
Veer menatap bayi dalam gendongan Kavya. Bayi berusia 2 bulan itu seperti tahu yang ada di dekatnya adalah ayahnya. Dia tersenyum sambil mengulurkan tangan seolah minta digendong.
"Bisa jelaskan pada kami apa yang terjadi?" tanya Abhi.
Keempat perempuan itu saling pandang sambil memberi kode. Lalu mempersilahkan para pria untuk duduk dulu.
Pertama-tama Ananya menutup jendela dan mengunci pintu, kemudian bergabung bersama yang lainnya.
"Sebelum kami mulai cerita, apa kalian asli Veer dan Abhi? Atau jangan-jangan orang lain yang menyamar? Atau mata-mata? Orang suruhan Priya?" cecar Tara.
Veer berdecak, "jangan katakan setelah ini kalian mencurigai kami sebagai mata-mata Pakistan?" kesalnya.
"Baiklah, akan kuceritakan. Rencana ini dimulai dari malam Holi kemarin,,,"
Di malam holi waktu itu Kavya tidak bisa tidur memikirkan perkataan Priya. Dia bingung harus bagaimana, karena tak mungkin baginya menuruti Priya.
Saat itu juga ponselnya berdering, tertera disana nomor tak dikenal menelpon.
Setelah diangkat, ternyata itu Tara. Tara menjelaskan semua rencana yang telah dia jalankan selama ini.
Tara yang sebenarnya sudah curiga pada Priya sejak sehari sebelum pertunangan Ananya dan Abhi menceritakan itu pada Siya. Siya sendiri adalah sepupunya yang selama ini tinggal di London. Dan kebetulannya, Siya dan Kavya adalah teman masa kecil.
Mengetahui itu, Siya yang memang akan pergi ke Mumbai hari itu juga langsung berangkat. Siangnya, Tara menemui Siya untuk melancarkan rencananya. Dan tanpa menolak Siya langsung setuju.
Siya berpura-pura tertabrak mobil Priya, lalu meminta Priya memberinya pekerjaan, dan bersikap sangat baik pada Priya hingga Priya menerima Siya sebagai asisten sekaligus temannya.
Perlahan tapi pasti Priya memercayai Siya sepenuhnya. Segala sesuatu yang terjadi Priya ceritakan pada Siya. Mudahnya, Siya menjadi mata-mata Tara yang selalu mengawasi semua tindakan Priya.
"Jadi kau yang mata-mata, bukan kami," sahut Veer tiba-tiba.
"Iya, iya, aku memang mata-mata. Tapi aku melakukan ini demi istrimu, Tuan Malhotra, " balas Siya.
"Tunggu sebentar, kau bilang kau teman masa kecil Kavya? Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu?" tanya Abhi pada Siya, yang langsung mendapat tatapan datar dari semua orang.
"Aku cuma bertanya," kata Abhi.
"Aku juga tidak pernah melihatmu, memangnya kau siapa?" tanya balik Siya.
"Aku mantan kekasih Kavya," jawab Abhi polos.
Veer langsung menoyor kepala Abhi yang duduk di sebelahnya.
"Ada apa? Memang benar, kan?" ucap Abhi.
"Setidaknya kau jangan katakan itu sekarang," bisik Veer agak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSHKIL PYAAR (End)
Romance----- Sungguh aku tidak percaya, bagaimana aku bisa menikah dengan pria lain jika aku sendiri sudah punya seorang kekasih? Sepenuh hati dan jiwaku hanya untuknya, lalu kenapa hal konyol bernama 'perjodohan' harus datang menghampiriku lalu mengganggu...