34. Dia...?

158 19 57
                                    

Kavya tidak ada diruangan itu. Ya, ruangannya kosong, meninggalkan peralatan yang biasanya tersambung itu begitu saja. Itu artinya... Kavya juga diculik? Atau keluar bersama Sheila?

"Kavya... Kavya...! Kau dimana? Kavya...!" panggil Veer.

Ponselnya berdering, tertera nama Sheila disana.

"Kak, kau yang bawa Kavya keluar?" tanya Veer langsung.

"Aku malah mau mengingatkanmu agar tidak lupa lagi seperti kemarin. Kavya masih ada di ruangannya, aku, Ananya dan Abhi sudah ada diluar."

Tanpa sepatah katapun Veer memutus sambungan teleponnya. Jika Kavya tidak ada bersama Sheila, itu artinya Kavya juga diculik.

"Kavya........" teriak Veer sekencangnya, berharap sosok yang dicarinya itu akan muncul.

Namun nihil, tidak ada tanda keberadaan Kavya diruangan ini, justru beberapa perawat yang masuk memberitahu untuk tidak panik, karena sebenarnya tidak terjadi kebakaran, hanya orang iseng yang memercikkan api didekat alarmnya.

Namun Veer yang terlanjur dikuasai amarah malah mendorong salah seorang perawat itu sampai membentur dinding, lalu menarik kerah bajunya.

"Katakan dimana istriku?!!!" bentak Veer tanpa melepas perawat malang itu.

Beberapa perawat lain mencoba menarik Veer, menjauhkannya dari perawat tak bersalah yang malah jadi sasaran kemarahan Veer.

"Dimana kau sembunyikan Kavya?! Katakan dimana dia!!" teriak Veer.

"Nyonya Kavya tadi ada disini, tuan, kami bahkan kesini untuk mengatakan padamu bahwa tidak terjadi kebakaran." Jelas salah seorang dari mereka.

"Dasar tidak berguna! Aku tidak mau tahu, cari istriku sampai ketemu, atau aku akan menuntut rumah sakit ini, karena selain istriku, bayiku juga hilang!" Veer melepas cekalannya pada kerah perawat itu dan keluar.

Sekarang sasarannya berganti ke Sheila dan Ananya. Veer tidak terima mereka malah keluar tanpa menjaga Kavya sementara dia mengecek ke ruangan bayi. Yang berakhir Kavya hilang.

"Kenapa kalian keluar, ha?!! Kenapa kalian keluar!" teriak Veer saat menemukan Sheila, Ananya, dan Abhi tengah duduk diluar rumah sakit.

Sheila berdiri dengan tatapan bingungnya.

"Apa yang kau katakan? Ada apa denganmu?"

Bukannya menjawab pertanyaan kakaknya, Veer malah mendorong Sheila hingga nyaris terjatuh, tapi secepat kilat Ananya menahannya.

"Kakak, ada apa denganmu?" tanya Ananya.

"Katakan padaku dimana kalian sembunyikan Kavya!" teriak Veer.

"Maksudmu, kak... Kak Kavya...?"

"Kavya hilang, Kavya hilang, Ananya!" Veer menekankan setiap kalimatnya.

Ananya terkejut mendengar penuturan Veer, sedang Sheila dan Abhi melotot tak percaya. Hilang? Bagaimana bisa? Bukannya beberapa menit yang lalu masih ada?

Veer mengacak rambutnya frustasi. Entah takdir macam apa ini. Dihari yang sama, dia harus kehilangan 2 orang paling berharga dalam hidupnya. Kenapa? Veer bahkan belum benar-benar merasakan apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.

"Kenapa harus begini, kak? Kenapa? Kenapa takdirku sangat buruk? Kenapa Tuhan jahat padaku, kenapa? Kenapa...!?" Veer tak mampu membendung air matanya.

Tubuhnya ambruk begitu saja ke lantai, dia sangat rapuh. Namun Sheila langsung membantunya bangun, memeluk dan menenangkan adiknya itu.

"Kenapa, kak? Kenapa.." isak Veer hampir putus asa.

MUSHKIL PYAAR (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang