24. Awal yang Baru

239 24 13
                                    


Sudah 2 hari ini Veer berada di rumah, setelah beberapa hari berada di rumah sakit-memulihkan dirinya dari luka akibat serangan para penjahat kemarin.

"Veer,"

Veer menoleh ke arah pintu yang terbuka, Kavya datang dan tersenyum padanya. Pagi ini dia memutuskan untuk pergi bekerja. Rasanya tidak enak pada Sona jika terus berada di rumah. Wanita itu sudah berbaik hati menerimanya bekerja, membantu mencari Naina, bahkan membayar biaya rumah sakitnya. Padahal, Veer sama sekali belum mulai bekerja, tapi sudah sangat merepotkan Sona.

Kavya menghampiri Veer yang tengah mengikat dasi saat ini.

"Kau yakin bekerja hari ini?" tanya Kavya sambil membantu Veer mengikatkan dasinya.

"Iya, Kavya. Aku tidak mau merepotkan nyonya Sona terus. Lagipula aku sudah sembuh, sudah saatnya pergi bekerja." jawab Veer.

"Yasudah, sekarang makan dulu ya, sarapannya sudah siap."

Kavya menemani Veer memakan sarapan paginya, ia sendiri sedang tidak berminat sarapan.

Tidak butuh waktu lama bagi Veer menghabiskan sarapannya, dia dengan lahap memakan makanan karena..ya, masakan Kavya yang terbaik baginya.

"Sayang, aku berangkat dulu ya.." pamitnya sambil mengecup kening Kavya.

Veer lalu beralih mengelus perut besar Kavya.
"Hey jagoan, ayah berangkat dulu ya. Jangan nakal dan jaga ibumu," ucapnya dan tak lupa mendaratkan ciuman disana.

Veer lalu mengambil tas kerjanya yang tergeletak di meja makan, sekali lagi mengecup kening Kavya kemudian baru benar-benar pergi.

Kavya tidak mengantarnya sampai pintu bukan tanpa alasan, Veer melarangnya terlalu banyak beraktifitas. Veer bahkan tidak memperbolehkan Kavya membeli sayuran di pasar. Mulai hari ini, soal belanja Veer yang akan menggantikan. 2 bulan lagi bayi mereka akan lahir, dan Veer tidak mau sampai terjadi apapun pada Kavya dan bayinya.

2 hari yang lalu, Kavya memutuskan untuk pergi dari kehidupan Veer. Tapi tiba-tiba dokter yang menangani Veer keluar dan menemui Kavya. Dia bilang Veer baik-baik saja, 2 atau 3 hari istirahat dirumah Veer akan sembuh. Dan dokter itu bilang Veer sudah sadar dan tengah mencarinya.

Kavya masuk, disana Veer tetap tersenyum walau menahan sakit, melihat Kavya baik-baik saja sudah seperti obat tersendiri baginya.

Melihat itu Kavya mendadak seperti lupa niat awalnya, niat pergi meninggalkan Veer seolah melenyap begitu saja. Apapun yang terjadi, Kavya berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah meninggalkan Veer.

Soal para penjahat itu, mungkin hanya kebetulan saja. Sejahat apapun ayah Veer, tidak mungkin sampai tega membunuh putranya sendiri. Seiring waktu ayah Veer akan mengerti, dan melupakan niatnya awalnya- memisahkan Kavya dari Veer.

Kavya lalu melakukan pekerjaan rumahnya seperti biasa, mulai sekarang ini Kavya menjadi ibu rumah tangga yang baik. Pagi dia bangun dan memasak sarapan, kemudian membantu Veer menyiapkan peralatan kerjanya, membersihkan rumah, mencuci, dan sebagainya.

Seperti saat ini, Kavya tengah sibuk mengepel lantai. Kavya akan menikmati kehidupan barunya ini.

Ting

Ting

Kavya menghentikan sejenak acara mengepelnya, berjalan ke arah pintu dan membukanya. Lalu muncullah Sheila bersama Dev dan Aafia.

"Aunty Kavya," pekik Aafia sambil memeluk kaki Kavya, ya, karena tubuhnya yang kecil tidak sampai jika memeluk tubuhnya.

"Masuklah, kak."

MUSHKIL PYAAR (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang