Aku baru bisa bangun setelah 4 hari berlalu.
"Nona …… sekarang Nona sudah benar-benar baik-baik saja, 'kan?"
Hal pertama yang ku lihat setelah membuka mata adalah Emily dengan mata berkaca-kacanya.
"Ya. Aku baik-baik saja."
"Syukurlah! Apa Nona tahu betapa khawatirnya saya? Tuan Duke dan para tuan muda juga sangat mengkhawatirkan Nona. "
"Begitukah?"
Aku menjawab dengan setengah hati karena Emily juga mungkin tidak mengerti ucapannya sendiri.
Dia kemudian menganggukkan kepalanya dengan keras dan kembali bicara.
"Tentu saja! Tuan muda pertama tampak pucat ketika berlari memasuki mansion dengan Nona di pelukannya!"
"…… Kakak pertama?"
"Iya! Tuan duke memerintahkan dan membawa semua dokter berbakat di ibukota sementara kepala pelayan hampir tidak bisa menghentikan tuan muda kedua pergi ke istana kerajaan. "
Aku cukup terkejut dengan kata-katanya yang terus berlanjut.
Dia mungkin sedikit melebih-lebihkan, tetapi kesampingkan itu, mereka yang merawat Penelope sungguh sama sekali tidak terduga.
"Saya pikir sesuatu mungkin terjadi pada Anda, nona ...."
"Kau pasti mengalami kesulitan, Emily."
"Kesulitan apanya! Jangan katakan itu. Saya ini pelayan pribadi Nona. "
Sepertinya banyak hal telah terjadi ketika aku tidak sadarkan diri.
Pikiranku agak kosong menatap Emily karena dia adalah gadis yang menangis, menyebut 'pelayan pribadi' di depanku ketika dia juga yang sebelumnya menusukku dengan jarum.
"Ah benar! Ini bukan waktunya untuk mengobrol. Saya akan segera kembali karena setelah melapor bahwa Nona sekarang sudah sadar! "
Emily segera bangun dari tempatnya ketika aku menganggukkan kepalaku dan berbicara.
"Bawakan aku serbat melon dalam perjalananmu."
***
Aku mengecek cermin langsung setelah bangun dari tempat tidur.
Wajahku tampak mengerikan karena empat hari penuh tidak sadarkan diri. Leherku yang tergores dengan pedang putra mahkota terbungkus tebal dan aman dengan perban.
"Mengapa mereka membungkusnya begitu tebal?"
Jika seseorang melihat ini, mereka akan berpikir aku mematahkan leherku alih-alih terluka kecil.
Aku merasa sesak oleh perban ini dan berpikir untuk melepaskannya tetapi kemudian memutuskan untuk membiarkannya sedikit lebih lama.
Karena kupikir tidak akan terlalu buruk bertindak seperti pasien untuk sementara waktu.
Saat aku sedang beristirahat di tempat tidur setelah menghabiskan sup kerang dan serbat melon yang dibawakan Emily untukku, saat itu
Tok tok-.
Terdengar suara ketukan di pintu kamar.
"Nona, ini Pennel."
Pengunjungnya adalah Pennel, si kepala pelayan.
Dia tidak melakukan hal tidak sopan seperti masuk tanpa mengetuk lagi setelah kejadian tempo hari.
Namun itu tidak bisa menghentikanku untuk mengerutkan kening.