Level 074

105 20 0
                                    

'2'

'1'

Bersamaan dengan munculnya pria itu, hitungan mundur berakhir.

Calisto muncul tepat setelah waktu habis dan langsung menghabisi Beruang raksasa itu.

Quest [Berburu Beruang Raksasa] gagal!

'Gagal? Apa itu artinya ML hanya bisa muncul diwaktu yang telah ditentukan?'

Aku menatap ke jendela persegi putih yang menjulang di atas putra mahkota dengan nafas terengah-engah.

"Apa yang kau lihat dengan wajah bodoh begitu?"

Akhirnya, putra mahkota yang telah selesai dengan beruang besarnya berbalik dan membuka mulutnya begitu melihatku menganga seperti orang bodoh. Kemudian, memutar sudut mulutnya dan tersenyum.

"Mengapa? Apa sekarang kau sudah jatuh cinta padaku lagi?"

Baru kemudian aku bangun dan mengerutkan kening.

"Itu tidak akan mungkin."

"Aku bahkan sudah menyelamatkanmu, Putri. Tapi jawabanmu membuatku sedih."

Putra mahkota berucap dengan ekspresi yang sama sekali tidak terlihat sedih. Anehnya, nada sarkastik itu mampu menenangkan detak jantungku yang berdegup cepat sejak tadi.

'Huh.. kupikir aku akan benar-benar mati diserang beruang.'

Jantungku berdebar keras, kakiku gemetar dan pusing menyerang kepalaku. Bayangan beruang besar berlari kearahku dengan erangannya cukup membuat bulu kudukku meremang. Itu ketakutan yang nyata.

Aku bernapas perlahan, mengusap dadaku yang masih berdetak tak beraturan. Kalau dipikir-pikir, sudah seharusnya bagi quest tidak terduga untuk tidak menyebabkan kematian.

Itu berlaku dalam mode normal maupun dalam mode sulit. Seperti Quest [Menonton festival dengan Derick atau Rennald] yang tidak  berakhir dengan kematianku.

Kompetisi berburu merupakan salah satu episode utama dari game ini, jadi sangatlah wajar untuk terikat dengan salah satu karakter utama pria dalam keadaan darurat seperti "gagal berburu beruang".

'Tapi kenapa harus dengan manusia satu ini ..?'

Aku menyembunyikan wajahku yang kusut dengan menundukkan kepala. Dan memaksakan diri untuk mengungkapkan rasa terima kasih.

"Terima kasih telah menyelamatkan hidupku, Yang Mulia. Terima kasih, berkat Anda aku bisa selamat dari krisis."

"Tak bisa kupercaya kau berpikir untuk pergi berburu sendirian, sungguh sangat berani."

Prok prok prok. Alih-alih menanggapi ucapan terima kasihku, putra mahkota tiba-tiba bertepuk tangan.

"Aku sungguh penasaran dengan apa yang ada dikepalamu, Putri."

"..."

"Segila apapun seorang putri, dia tidak mungkin bisa menangkap beruang sebesar itu sendirian."

Caranya bicara yang terdengar seperti orang dewasa yang menegur anak-anak tiba-tiba membuatku merasa kesal sendiri.

'Kau pikir aku mau? Quest sialan itu yang memaksaku! Itu karna Quest! QUEST!!'

Aku sangat frustrasi sampai rasanya ingin memukul dadanya dan berteriak, tetapi kepalanya yang berbinar [Minat 12%] menghentikanku.

"Aku tahu."

Sebaliknya, aku menjawab dengan nada jengkel. Putra mahkota menggerakkan bahunya ke atas dan dengan wajah yang menyebalkan bertanya.

The EckartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang