Level 040

234 37 0
                                    


Aku mengangkat sendok terbesar seperti sedang bermain boneka. Itu yang terbesar dari semua yang ada didepanku, tapi lebih kecil dari sebuah sendok teh. Aku mencoba menyendok sup dengan itu, tetapi bahkan untuk seekor tikus pun itu tidak akan memenuhi mulutnya.

Garpu bahkan tidak bisa mengangkat selada dari salad. Pisau yang ukurannya lumayan itu sangat tumpul bahkan tidak bisa menembus permukaan daging yang dipanggang dengan mulus.

'Ini menarik.'

Aku secara bergantian mengangkat peralatan seolah-olah sedang bermain masak-masakan. Dan menyentuh makanan yang mengepul di depanku dengannya. Aku ingin melihat apakah itu bisa digunakan atau tidak.

'Bagaimana bisa Emily mendapatkan makanan normal untukku disaat situasi dapur seburuk ini?'

Kalau dipikir-pikir, benar juga. Bahkan meski mereka memberiku makanan busuk sekalipun, mereka tetap tidak akan dimarahi.

Emily selalu membawakanku banyak makanan sehat sejak aku mengancamnya.

Selain itu, terkadang ketika aku berbicara tentang makanan yang ingin aku makan, dia bahkan membuatnya dengan canggung.

‘Aku harus memberinya hadiah saat aku kembali ke kamarku.’

Sementara itu, aku merasa sedikit kasihan pada Emily karena telah menjaga jarak darinya.

‘Hah, mungkin lebih baik aku buat
berantakan saja.’

Lagipula, aku tidak bisa makan satu gigitan pun dengan benar. Seperti yang diharapkan, Duke dan dua bersaudara tidak tahu apakah aku sedang makan atau hanya bermain-main dengan makanan.

Beginilah posisi Penelope.

“Festival hampir berakhir.”

Saat waktu makan hamper berakhir, Duke membuka mulutnya sambil menyesap anggur. Tapi target pertama nya adalah aku.

“Kamu tidak akan keluar di hari terakhir?”

"Iya."

Dalam keadaan kesal, aku menjawab dengan terus terang.

Penelope pasti keluar pada hari terakhir festival.

Tapi aku tidak ingin melakukan itu, dan aku tidak ingin menyenangkan Duke karena aku bahkan tidak dapat menyentuh hal-hal lezat yang ada di depanku ini.

Namun, sikap dinginku langsung mengalihkan pandangan putra pertama dan kedua.

'Apa lihat-lihat?'

Aku kembali menatap Duke sambil tersenyum kecil.

“Aku masih dalam masa intropeksi.”

“Hm, kamu sering kali menggunakan kata-kata itu akhir-akhir ini.”

Protes Duke seolah-olah tidak setuju dengan jawabanku.

"Aku belum pernah melihat orang gila manapun yang rela menghabiskan masa intropeksi demi seorang budak." Sindir Rennald.

Tidak ada yang menanggapi seolah dia tidak pernah bicara. Aku bahkan tidak mengharapkan siapa pun untuk menutup mulutnya, jadi aku tidak peduli dan hanya berusaha menghentikam diriku sendiri.

“Ada alasan lain mengapa ayah memanggilmu untuk makan siang hari ini…”

Sementara itu, Duke memberi tahuku alasan sebenarnya mengapa dia memanggilku ke
sini.

“Karena kompetisi berburu yang akan datang.”

'………Kompetisi Berburu?'

Aku mencoba memikirkan episode game. Tapi aku tidak yakin ada hal semacam itu.

The EckartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang