"Ap, apa ini!"
Aku membuka mata karena terkejut.
Tapi mau tidak mau menutupnya lagi karena angin kencang yang melukai mataku.
Swoosh-! Rambutku berayun dan membuat wajahku berantakan.
"Ehhh!"
Itu hanya berlangsung sesaat.
Angin kencang yang bertiup begitu tiba-tiba, berhenti seketika.
Sekitar kembali tenang sampai-sampai tidak akan ada yang percaya apa yang baru saja terjadi. Aku perlahan mengangkat kepalaku.
"Baru saja apa yang .... "
"Kyu?"
Saat itu, rintihan aneh terdengar. Dengan tercengang, aku mengalihkan pandanganku ke mana suara itu berasal.
Di gaun yang kupakai. Terdapat sebuah bola bulu putih .
"Kyu!"
Tidak, itu kelinci.
"Ini, apa ... "
Aku tidak bisa melanjutkan dengan kata-kataku di situasi yang sulit dipercaya ini. Angin kencang bertiup, dan kemudian seekor kelinci muncul di kamarku.
Aku menggosok mataku untuk melihat apakah aku hanya berkhayal, tapi tetap saja, aku bisa melihat bayi kelinci putih di depanku.
"Kyu kyu!"
Kelinci itu memiringkan kepalanya sambil menatap manusia di depannya.
Kemudian melompat ke arahku.
Dalam sekejap, bulatan berbulu putih itu ada di kakiku.
"Ha. Darimana asalmu? Ini lantai dua."
"Kyu?"
"Tidak mungkin 'kan kau terbawa dari angin?"
Kelinci itu mengedipkan mata merahnya dan memiringkan kepalanya lagi seolah tidak mengerti sepatah kata pun yang kuucapkan.
"Benar juga. Jika kau benar-benar memahami kata-kataku, maka rasanya akan jadi lebih mengerikan dari ini."
Lalu. Kelinci yang menatapku sejenak, membuka mulutnya.
Dua gigi depan yang lucu miliknya terlihat karenanya. Tapi diwaktu yang sama.
"Misi selesai."
Suara laki-laki dewasa keluar dari mulut kelinci lucu itu.
"Ack!"
Aku membeku selama satu detik sebelum berteriak dan mundur.
Karena itu, kelinci yang ada di kakiku terlempar ke lantai.
Untuk sesaat, Kupikir aku salah langkah, tetapi untungnya, kelinci itu mendarat dengan sempurna di atas karpet.
Kemudian ia menatapku seolah-olah tidak ada yang terjadi.
"Kyu?"
"A-apa itu tadi? Baru saja .... ..."
'suara seseorang berasal dari kelinci itu?'
Hewan itu seukuran kepalan tanganku, tapi aku tetap waspada dan takut.
Aku menunggu sebentar tetapi kelinci itu masih tidak berbicara.
Aku bergumam, tidak bisa memikirkan apapun.
"Apa itu. Apa yang baru saja kudengar."
"Misi selesai. Jika Anda ingin bertanya lebih lanjur, silakan datang sendiri ke markas kami."