Ini bahkan belum 5 menit sejak aku memutuskan untuk tidak akan menggunakan yang disebut [Bantuan] ini.“Ha, haa …….”
“…….”
Keheningan yang canggung merusak ruangan itu.
Anehnya, Vuinter berdiri di tempat yang sama dengan terakhir kali aku melihatnya sebelum aku pergi.
Wajahku menjadi merah padam karena mata biru lautnya yang terkejut.
Syukurlah aku memakai topeng.
“…… Bolehkah aku masuk dan menutup
pintunya?”Vuinter yang menatapku dengan heran, segera menyingkir agar aku bisa masuk.
“Ehem.”
'Sial, ini sungguh memalukan.'
Aku berdehem dan segera menutup pintu karena malu.
Aku menoleh ke jendela untuk melihat gang yang gelap, tapi Derrick tidak terlihat.
'Apa dia kehilangan jejakku?'
Bahkan jika itu benar, masih terlalu dini untuk rileks. Aku akan dikutuk jika dia kembali ke mansion dan menyadari aku hilang.
"Maaf aku berubah pikiran begitu tiba-tiba, tapi aku masih diizinkan untuk membuat satu permintaan, kan?"
"Tentu saja."
“Permintaan itu, aku akan menggunakannya sekarang. Aku ingin kau membawaku ke jalan Hamilton. Sekarang juga."
Aku langsung ke intinya. Aku harus pulang sebelum Derrick.
Vuinter pasti memiliki cara untuk itu karena dia bisa menggunakan sihir.
“Jalan Hamilton ya …….”
Dia sepertinya memikirkan di mana itu.
“Dimana itu?”
“Itu jalan yang terletak satu blok dari mansion Eckart.”
Dia sudah tahu siapa aku, jadi akan lebih mudah jika aku memintanya untuk membawaku langsung ke kamarku.
Tetapi aku memutuskan untuk terus bertindak seolah-olah tidak tahu. Lagipula aku tidak akan bertemu dengannya lagi setelah hari ini.
“Sulit untuk memesan kereta karena kerumunan.”
Aku melontarkan alasan sedetik setelah itu.
"Bukankah Nona membawa pengawal?"
Aku bisa melihat matanya berubah serius melalui lubang kecil pada topeng kelinci.
Aku memikirkan satu-satunya pengawalku di mansion.
Eclise memang berstatus sebagai pengawal, tapi aku tidak akan menggunakannya seperti itu.
Aku perlu memperlakukannya dengan lebih hati-hati dan serius seolah-olah aku sedang merawat bayi, karena sekarang dia satu-satunya harapan yang kumiliki.
Aku mengangkat bahu dan menjawabnya dengan kebohongan.
“…… Selalu ada satu atau dua rahasia yang dimiliki setiap wanita.”
Dia menghapus rasa ingin tahu di matanya.
Vuinter sepertinya mengerti sedikit tentang apa yang aku katakan.
Kemudian mengeluarkan tongkatnya dari pakaiannya dan mengulurkan tangannya yang lain ke arahku.
“Bolehkah saya meminta Nona untuk meletakkan tangan Nona diatas tangan saya?”