Level 075

179 26 3
                                    

'Hah.'

Minatnya yg tiba-tiba meningkat tiga persen sungguh mengejutkan. Aku terpana dan hanya menatap kosong pada kepala dan atas rambutnya secara bergantian.

Mata merah itu menunduk saat aku menatapnya, masih dengan membawa kepala beruang yang matanya terbuka lebar ditangannya. Wajah Calisto seperti iblis yang baru saja keluar dari neraka.

"Apanya yang lucu?" Tanyaku perihal tawanya sebelumnya.

"Kau. Kau yang lucu. Bagaimana bisa anjing gila Eckart melarikan diri ketakutan hanya karna sebuah kepala beruang yang diburunya."

"Ha. Apa Anda benar-benar harus bermain-main dengan bangkai hewan yang mati seperti itu"

"Menurutku itu tidak pantas dikatakan oleh orang yang sebelumnya menembakkan panah dengan niat membunuhnya."

'Sialan.'

Saat aku menatapnya dengan tangan terkepal yang gemetar. Tiba-tiba, setetes air dingin jatuh di dahiku.

"Hah?"

Kururung— Lingkungan sekitar tiba-tiba menjadi gelap. Warna langit sangat kontras dengan rambut putra mahkota yang bersinar. Awan gelap menyerbu dalam sekejap seolah berusaha menutupi matahari.

"Hujan." Gumam Putra Mahkota. Tidak lama kemudian kata-kata yang tidak menyenangkan itu menjadi kenyataan.

Ttuk, ttuk. Jumlah tetesan air yang turun setetes demi setetes mulai meningkat secara eksponensial.

"Yang Mulia, sekali lagi terima kasih karena telah menyelamatkanku. Selamat tinggal."

Aku buru-buru pamit pada putra mahkota. Aku harus segera keluar dari hutan sebelum hujan turun. Berlama lama di tempat berburu ini bukanlah ide yang bagus.

Kakinya bergerak terburu-buru mengikutiku dengan saksama. Dan tentu saja masih dengan tangan yang memegang kepala beruang.

"Kau mau kemana?"

"Keluar dari zona berburu."

"Sebentar lagi akan hujan."

"Karena itu aku harus keluar secepatnya." Jawabku jengkel.

Dia memiringkan kepalanya ke samping dan memutar sudut mulutnya.

"Putri pasti sudah lupa bahwa kita sedang berada di tengah hutan lebat yang penuh dengan predator."

"..."

Aku mengabaikannya dan hanya mencoba pergi sesuai dengan keinginanku.

'Jika pembuat game memiliki hati nurani, dia tidak akan membuatku melakukan quest gila itu untuk kedua kalinya.'

Saat pemikiran itu muncul dikepalaku. Secara bersamaan jendela sistem terbentang didepanku.

[Kompensasi: Kulit beruang raksasa dan kantong empedu, Reputasi +50, Minat "?" + 5%]"

'Minat siapa?'

Aku berhenti berjalan. Kalau dipikir-pikir, aku memang bertemu dengan putra mahkota, tetapi namanya tidak tertulis dalam sistem sejak awal. Jadi aku tidak pernah mengira dia akan datang menyelamatkanku.

' ..Mungkin akan ada misi lain seperti ini sampai aku keluar dari hutan.'

Artinya, kecuali ada target khusus, akan ada kemungkinan bertemu dengan pemeran utama pria lain selain putra mahkota.

'Ini gila'

Gagasan bertemu mereka satu per satu lebih mengerikan daripada quest mendadak untuk menangkap binatang.

The EckartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang