Level 026

239 44 0
                                    

Emily segera kembali dengan membawa sebuah kotak di tangannya.

Kotak berwarna beludru cantik itu tampak mewah.

Aku mengambilnya dan segera membukanya.

"Wow! Warnanya cantik sekali!" Kata Emily kagum saat permata biru laut melingkar itu terungkap dari kotaknya.

Lapis Lazuli biasanya memiliki sedikit warna emas dan putih. Namun akan lebih berharga ketika warnanya semakin dalam menjadi biru dan ketika lebih sedikit warna emas dan putih yang dimasukkan di dalamnya.

Aku memutar kotak ditanganku untuk memeriksanya, tetapi tidak ada satu pun bagian putih atau emas yang terlihat di permata biru tua itu.

"Aku menyukainya."

Aku tersenyum puas, meletakkan kotak itu di atas meja.

Hasilnya sepadan dengan uang yang dikeluarkan.

"Apa Nona akan memberikan ini sebagai hadiah pada Tuan Duke?" Tanya Emily, masih melihat kancing manset dengan lapis lazuli melingkar yang ditanam di dalamnya.

'Mana mungkin.'

"Tidak" Jawabku singkat. Lalu kembali bertanya "Ngomong-ngomong, bisakah kamu bawakan salah satu kotak perhiasan yang kumiliki?"

"Kotak perhiasan? Tentu saja, nona."

Emily tampak penasaran tentang apa yang akan kulakukan tetapi melakukan apa yang diminta tanpa pertanyaan lebih lanjut.

Tak-. Sesaat kemudian, Emily meletakkan sebuah kotak kayu yang besar dan tampak berat di atas meja.

Aku menatapnya sesaat, seperti sedang memikirkan sesuatu, sebelum berbicara kemudian,

"Aku butuh bantuan seseorang untuk melakukan sesuatu untukku."

"Ehh? Apa itu?"

"Apa kau tahu sesuatu tentang informan di jalan bagian atas?"

"Informan ya" Gumam Emily, lalu berbicara. "Saya tidak tahu banyak tentang itu, tapi teman sekamar saya mungkin tahu. Dia bekerja di jalan bagian atas sebelum bekerja di sini. "

"Sungguh?" Aku berhenti sejenak sebelum melanjutkan. "Siapa Namanya?"

"N-namanya Renna."

"Dimana dia sekarang?"

"T-tapi saya bisa melakukan lebih baik dari yang bisa dilakukan Renna, Nona!" Tambah Emily.

"Tentu, dia tahu banyak, tapi dia juga punya mulut yang besar." Jelasnya sambil mengamati wajahku. Dia sepertinya takut tergantikan jika aku memanggil pelayan lain.

"Emily. Pekerjaan ini harus dilakukan secara diam-diam dan tulus. Orang tersebut juga perlu bertindak tergantung pada setiap situasi."

Alasan sebenarnya mengapa aku memilih untuk mempertahankan Emily sebagai pelayan pribadiku adalah agar saya dapat menyerahkan hal-hal semacam ini kepadanya. Tidak ada orang yang lebih cocok untuk pekerjaan itu selain Emily.

"Kau sangat membenciku sebelumnya."

Namun, aku sengaja mencoba membuatnya lebih khawatir untuk memperingatkannya sesekali.

"Dan bagaimana mungkin aku bisa mempercayai seseorang yang membenciku?"

"N-Nona Penelope!"

Itu adalah topik yang sudah lama tidak kubahas.

Wajah Emily menjadi pucat dalam hitungan detik seolah teringat masa lalu.

"Saya, saya tidak pernah berpikir buruk tentang Nona setelah kejadian itu! Saya, saya mencoba yang terbaik dan melayani Nona sebaik mungkin."

The EckartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang