Tentu saja, bukan itu yang sebenarnya terjadi.
Namun memang benar, hal buruk bisa saja terjadi ketika seorang wanita bangsawan yang lemah masuk ke gang tanpa satupun penjaga.
"Sekarang kau sudah mengerti 'kan? Alasan mengapa aku ingin menggunakan Eclise sebagai pengawalku."
“…….”
"Maaf sudah membuatmu khawatir, kakak."
Dengan itu, aku berjalan melewati Rennald yang berdiri kaku menuju tangga.
Emily memasang wajah tanpa emosi sedangkan Emily hanya menunduk menatap lantai saat mengikutiku.
Istilah lain dari kebencian adalah diam. Hanya memandang tanpa berbuat apapun.
Pekerja-pekerja di sini yang hanya menonton Penelope dari jauh ketika dia bisa dalam bahaya kapan saja ... Tidak mungkin aku bisa ...
Tidak mungkin aku bisa berpikir positif pada mereka.
'Begitupun dengan diriku sendiri setelah semua aku alami sebelum datang ke dunia ini.'
Saat aku sedang menaiki tangga,
<SYSTEM> [Date At The Festival] dengan misi [Rennald] gagal!
Coba lagi?
[Terima/tolak]
Aku langsung mengklik 'Tolak'.
Eclise mengikutiku seperti anak anjing, melewati aula sampai aku sampai di kamar.
Emily ketakutan ketika dia mencoba mengikutiku masuk, jadi aku membuka mulut.
“Sampai mana kau berencana untuk mengikutiku?”
Eclise diblokir olehku sebelum masuk.
“Tapi …….”
Dia memiringkan kepalanya lalu berbicara tanpa banyak kesulitan.
"Anda menyuruh saya untuk membuktikan nilai saya."
Aku sedikit tercengang dengan alasannya bertindak begitu baik sampai sekarang.
'Sepertinya dia sangat membenci ide untuk kembali ke pasar budak.'
Sejenak aku melihat marmer kuning di kalung yang dia kenakan.
'Cincin.'
Saat itulah teringat bahwa aku memiliki alat yang dapat kugunakan untuk menekannya.
Kegembiraan yang ku rasakan saat melihat [Minat 18%] hilang saat kepalaku mendingin.
Masih segar dalam pikiranku. Pemandangan saat dia membunuh orang setelah menghancurkan borgol seolah itu bukan apa-apa.
Ksatria penuh sopan santun, yang muncul dalam mode normal, masih setia kepada Penelope sampai akhir, bahkan ketika dia tahu bahwa tuannya seorang penjahat.
Namun, Eclise yang belum terlatih ternyata lebih berbahaya dari yang kuduga.
Aku jadi berpikir bahwa mungkin kalung itu adalah alasan di balik kesetiaannya terhadap Penelope.
'Aku tidak bisa tertipu oleh wajahnya yang tampak polos. Dia orang yang menghabisu semua hyena itu hanya dengan pedang kayu.'
Mulutku segera terbuka setelah mengingatkan diriku untuk tidak dibodohi olehnya.
“Itu tidak termasuk menjadi pasangan malamku.”
"Lalu…… ."
“Kau dengar percakapan itu, 'kan? Bahwa aku membawamu ke sini untuk menggunakanmu sebagai pengawalku."